Fasilitas Nuklir Iran
Pada Senin (15/4/2024), kepala International Atomic Energy Agency (IAEA), Rafael Grossi, mengatakan Iran telah menutup fasilitas nuklirnya untuk alasan keamanan. Itu dilakukan bertepatan dengan serangannya ke Israel.
Lantas, pada Jumat, IAEA memastikan tidak ada kerusakan pada situs nuklir Iran setelah terjadi serangan udara oleh Israel. Grossi terus meminta semua pihak untuk menahan diri dan menegaskan kembali bahwa fasilitas nuklir tidak boleh menjadi sasaran konflik militer.
"IAEA dapat memastikan bahwa tidak ada kerusakan atas situs nuklir Iran," kata Badan Tenaga Atom Internasional tersebut di X.
Badan itu mengatakan mengawasi situasi dengan sangat cermat. Pada Kamis (18/4/2024), kantor berita semi-resmi Iran, Tasnim, melaporkan Panglima Garda Revolusi yang bertugas menjaga situs-situs nuklir memperingatkan Iran akan membalas bila Israel mengincar situs nuklirnya.
"Fasilitas-fasilitas nuklir musuh Zionis sudah diidentifikasi dan semua informasi yang diperlukan dari semua target sudah kami miliki," kata Brigadir Jenderal Ahmad Haghtalab kepada kantor berita IRNA, seperti dikutip Aljazirah, Kamis.
Haghtalab menyatakan pihaknya siap membalas setiap serangan Israel. Ia menyebut Iran akan menyerang balik dengan senjata canggihnya.
"Kami siap menarik pelatuk untuk menembakan rudal yang dapat menghancurleburkan target yang ditetapkan," ujarnya.
Pada Jumat, Pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada CBS News dan ABC News bahwa Israel menggunakan rudal balistik untuk menyerang Iran. TV resmi Pemerintah Iran memastikan "ledakan dahsyat" di pusat Provinsi Isfahan namun menegaskan bahwa tidak ada fasilitas nuklir yang terdampak atau menjadi target.