Senin 22 Apr 2024 17:15 WIB

Korut Rilis Lagu Puja-Puji Kim Jong-Un

Langkah ini memicu spekulasi merupakan bagian dari upaya memperkuat posisi Kim.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Sebuah foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) pada 9 Februari 2024, menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan putrinya Kim Ju Ae menghadiri jamuan makan.
Foto: EPA-EFE/KCNA
Sebuah foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) pada 9 Februari 2024, menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan putrinya Kim Ju Ae menghadiri jamuan makan.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) merilis lagu baru yang menyanjung pemimpin Kim Jong-un sebagai "ayah bersahabat" dan "pemimpin yang hebat." Lagu ini tampaknya bagian dari propaganda untuk memperkuat kekuasaannya di negara yang terisolasi itu.

Video musik lagu itu disiarkan di stasiun televisi pemerintah, Korean Central Television pada Rabu (17/4/2024) lalu. Video itu menampilkan warga Korut dari berbagai latar belakang, mulai dari siswa sekolah sampai tentara hingga petugas medis yang penuh semangat menyanyikan lagu dengan lirik seperti: "Mari bernyanyi, Kim Jong-un pemimpin hebat" dan "Mari pamerkan Kim Jong-un, ayah bersahabat."

Baca Juga

Penampilan langsung lagu itu yang diiringi orkestra dan ditonton langsung Kim juga disiarkan di stasiun televisi pemerintah dalam upacara untuk menandai selesainya pembangunan 10 ribu rumah baru. Dinasti keluarga Kim menguasai Korut sejak berakhirnya Perang Dunia II dan terus memperkuat cengkramannya dengan membangun kultus pribadi di sekitar mereka.

Perilisan lagu berjudul "Friendly Father" ini dilakukan saat media Pemerintah Korut mengganti nama yang digunakan untuk hari libur nasional. Perubahan ini memicu spekulasi langkah tersebut merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat posisi Kim.

Alih-alih menyebut hari libur nasional tahunan untuk merayakan kelahiran pendiri negara Kim Il-sung sebagai "Hari Matahari", media pemerintah mulai menyebutnya sebagai "Hari Libur April" yang lebih netral. "Perubahan ini mungkin merupakan bagian dari upaya Kim untuk berdiri di atas kakinya sendiri tanpa bergantung pada para pendahulunya, kata seorang pejabat di Kementerian Unifikasi Korea Selatan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement