Senin 22 Apr 2024 19:20 WIB

Brutalnya Serangan Israel di Tepi Barat

Rafah daerah terakhir di Gaza yang belum dimasuki pasukan darat Israel.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Warga Palestina memeriksa kehancuran menyusul serangan militer Israel di kamp pengungsi Nur Shams, dekat kota Tulkarem di Tepi Barat, Ahad, (21/4/2024).
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Warga Palestina memeriksa kehancuran menyusul serangan militer Israel di kamp pengungsi Nur Shams, dekat kota Tulkarem di Tepi Barat, Ahad, (21/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, NUR SHAMS -- Pasukan Israel membunuh 14 orang Palestina di daerah pendudukan Tepi Barat. Pihak berwenang Palestina mengatakan seorang supir ambulans dibunuh saat hendak membawa korban luka serangan pemukim Yahudi dalam peristiwa yang berbeda.

Pasukan Israel memperluas serangannya di area Nur Shams pada Jumat (19/4/2024) dini hari. Area di Kota Tulkarm itu titik bentrokan dan masih ada baku tembak dengan orang bersenjata pada Sabtu (20/4/2024).

Baca Juga

Terlihat kumpulan kendaraan militer serta tiga drone Israel dan terdengar suara ledakan di Nur Shams. Area yang menampung pengungsi perang 1498 dan keturunan mereka.

Brigade Tulkarm, salah satu faksi Palestina, mengatakan pejuangnya baku tembak dengan pasukan Israel. Tepi Barat yang panjangnya sekitar 100 kilometer dan lebarnya 50 kilometer menjadi jantung konflik Israel-Palestina sejak wilayah itu direbut Israel dalam Perang 1967.

Perang Gaza membayangi kekerasan yang terus terjadi di wilayah itu. Termasuk, serangan rutin pasukan Israel dan pemukim Yahudi ke desa-desa Palestina. Ribuan orang Palestina di Tepi Barat ditahan dan ratusan lainnya dibunuh dalam operasi rutin tentara dan polisi Israel sejak Israel menyerang Gaza.

Tidak hanya kelompok bersenjata tapi remaja yang melempar pasukan Israel dengan batu dan warga sipil yang tidak terlibat. Pada Sabtu kemarin pihak berwenang kesehatan Palestina mengatakan setidaknya 14 orang yang dua diantaranya diidentifikasi sebagai anggota kelompok bersenjata dan satu lagi remaja berusia 16 tahun.

Mereka tewas dalam salah satu penyerbuan dengan total korban jiwa terbesar di Tepi Barat selama berbulan-bulan. Seorang pria lain tewas hari Jumat lalu. Militer Israel mengatakan sejumlah anggota milisi tewas atau ditangkap dalam penyerbuan tersebut dan setidaknya empat tentara terluka dalam baku tembak.

Dalam peristiwa terpisah kementerian kesehatan Palestina seorang supir ambulans berusia 50-an tewas ditembak di dekat Desa Al-Sawiya, selatan Kota Nablus. Supir itu dalam perjalanan membawa korban luka dalam serangan ke desa tersebut.

Belum diketahui apakah ia ditembak pemukim Yahudi atau tentara Israel. Militer Israel juga belum memberikan komentar. Sementara perang terus berkecamuk di Gaza meski Israel sudah menarik banyak pasukannya dari daerah selatan Gaza pada awal bulan ini. Total korban tewas dalam serangan Israel ke kantong pemukiman itu mencapai 34 ribu orang lebih.

Pejabat kesehatan Gaza dan kantor media Hamas mengatakan Israel menyerang Kota Rafah yang kini menampung lebih satu juta warga Palestina serta kamp pemukiman Al-Nuseirat di Gaza tengah dan di kamp pemukiman Al-Jabalia di Gaza utara. Israel menghancurkan lima rumah di Al-Nuseirat.

Media Palestina dan Hamas mengatakan, dalam serangan ke sebuah rumah di Rafah serangan Israel menewaskan seorang ayah, anak perempuan dan ibu hamil. Dokter-dokter di rumah sakit Kuwaiti mengatakan mereka berhasil menyelamatkan bayi dalam kandungan, sehingga bayi itu satu-satu penyintas di keluarga tersebut.

Pejabat kesehatan Gaza mengatakan lima orang Palestina lainnya tewas dalam serangan udara terpisah di kota itu sebelum tengah malam. Militer Israel mengatakan pasukannya menggelar serangan ke Gaza tenga di mana mereka terlibat baku tembak jarak dengan pejuang Palestina.

Pihak berwenang kesehatan Palestina mengatakan dalam 24 jam terakhir serangan Israel ke Gaza menewaskan 37 orang dan melukai 68 lainnya. Rafah daerah terakhir di Gaza yang belum dimasuki pasukan darat Israel dalam perang yang sudah berlangsung enam bulan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadapi tekanan dari masyarakat internasional untuk tidak melaksanakan rencana serangan ke Rafah.

Militer Israel mengklaim di sana terdapat sisa brigade Hamas dan 133 sisa sandera yang diculik dalam serangan mendadak 7 Oktober berada. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement