Kamis 25 Apr 2024 20:30 WIB

UNRWA: Ada Upaya Membubarkan UNRWA Sebagai Motif Politik

Setidaknya 180 staf UNRWA telah tewas.

Suasana di luar kantor UNRWA di Jalur Gaza.
Foto: Anadolu Agency
Suasana di luar kantor UNRWA di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, HAMILTON -- Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini pada Selasa (23/4/2024) mengatakan adanya upaya untuk membubarkan badan tersebut serta menyebut bahwa motif utamanya bersifat politik. “Saya terus mengingatkan bahwa niat sebenarnya di balik serangan terhadap UNRWA bersifat politis karena tujuan mereka adalah mencabut status pengungsi Palestina di Gaza,” kata Lazzarini dalam jumpa pers.

Dia menekankan, UNRWA tidak pernah mengalami situasi dimana 18 negara secara bersamaan membekukan pendanaan. Termasuk juga menjadi target kampanye terbuka untuk menghentikan total aktivitasnya di Gaza, dan mungkin di luarnya. "Tekanan untuk membubarkan badan tersebut meluas ke Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki," lanjutnya

Baca Juga

Lazzarini menyatakan setidaknya 180 staf UNRWA tewas sejak pekan lalu dan lebih dari 160 bangunan rusak atau hancur. Dia pun mendesak Dewan Keamanan PBB untuk melakukan penyelidikan independen dan pertanggungjawaban atas pengabaian secara terang-terangan terhadap lokasi dan staf PBB.

Dalam laporan Kelompok Investigasi Independen, yang dipimpin mantan Menteri Luar Negeri Prancis Catherine, Lazzarini mengakui mekanisme UNRWA yang ada untuk mengatasi masalah netralitas namun menekankan perlunya peningkatan kewaspadaan mengingat kompleksitas lingkungan operasi.

Lazzarini mengatakan UNRWA menerima laporan itu dan rekomendasi dan komitmennya adalah melaksanakan rekomendasi tersebut. Ia pun menambahkan, badan tersebut akan memberi tahu negara-negara anggota PBB bagaimana mereka akan melanjutkan serangkaian rekomendasi tersebut.

Mengenai dampak pembekuan pendanaan, Lazzarini mencatat adanya penghentian sementara kontribusi dari beberapa negara. Namun dirinya berharap agar kontribusi tersebut dapat diaktifkan kembali pada akhirnya.

Untuk menjembatani kesenjangan pendanaan dengan kelangsungan layanan penting UNRWA, Lazzarini berkata, pihaknya memiliki pendanaan yang mencakup hingga akhir Juni. "Saya sedikit lebih, bukan tenang, tetapi lebih percaya diri dibandingkan dua bulan lalu," ujarnya. 

Menanggapi cara-cara alternatif untuk mendapatkan pendanaan, ketua UNRWA mengatakan, sejak awal tahun ini, UNRWA telah berhasil mengumpulkan 50 juta dolar AS (Rp 807,5 miliar) hanya melalui penggalangan dana digital, dan 100 juta dolar AS (Rp 1,6 triliun) sejak 7 Oktober 2023. 

Ini merupakan indikasi luar biasa dari solidaritas akar rumput. Ini tidak cukup untuk menggantikan. Namun ini mengindikasikan bahwa kami menemukan cara lain menggalang dana," ujar dia.

Sebagai perkembangan positif, Lazzarini mencatat peningkatan jumlah truk yang membawa bantuan kemanusiaan masuk Gaza. Hal ini pun menandakan potensi peningkatan akses terhadap pasokan penting. Namun, dia memperingatkan potensi risiko kesehatan, terutama mengingat musim panas yang akan datang.

 

sumber : Antara, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement