Sabtu 27 Apr 2024 20:09 WIB

Menlu Blinken Tuduh China mencoba pengaruhi pemilu AS mendatang

Beijing konsisten menekankan kebijakannya tidak ikut campur dalam pemilu AS.

Presiden Xi Jinping melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken di Balai Besar Rakyat di Beijing, pada Jumat (26/4/2024).
Foto: Antara/Xinhua
Presiden Xi Jinping melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken di Balai Besar Rakyat di Beijing, pada Jumat (26/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Jumat (26/4/2024), menuduh China mencoba untuk "memengaruhi dan bisa dibilang mengganggu" pemilu AS mendatang.

“Kami telah melihat, secara umum, bukti adanya upaya untuk memengaruhi dan bisa dibilang campur tangan, dan kami ingin memastikan bahwa upaya tersebut dihentikan secepat mungkin,” ujar Blinken dilansir laman Anadolu Agency.

Baca Juga

Pernyataan itu ia keluarkan dalam wawancara dengan stasiun televisi CNN pada akhir kunjungannya selama tiga hari di China. Selama kunjungan tersebut, Blinken bertemu dengan Presiden Xi Jinping serta sejumlah pejabat China untuk membahas sejumlah isu antara kedua negara seperti peraturan teknologi AS dan sikap China atas Rusia.

Menlu AS itu mengatakan, dalam diskusinya dengan Xi, dia menyoroti peringatan dari Presiden Joe Biden sebelumnya agar tidak campur tangan dalam pemilu AS 2024. "Campur tangan apa pun oleh China dalam pemilu kami adalah sesuatu yang kami perhatikan dengan sangat hati-hati dan sama sekali tidak dapat kami terima, jadi saya ingin memastikan bahwa mereka mendengar pesan itu lagi," ujarnya.

Pada pemilu 2018, mantan Presiden Donald Trump juga menuduh China mencoba ikut campur dalam pemilu sela menyangkut perselisihan perdagangan dengan pemerintahannya.

Beijing secara konsisten menekankan kebijakannya untuk tidak ikut campur dalam pemilu AS, dengan mengutip prinsip  menghormati urusan dalam negeri negara lain.

Namun, entitas yang terkait dengan China, termasuk mereka yang diduga memiliki kaitan dengan Beijing, telah menghadapi tuduhan campur tangan politik di negara-negara seperti Kanada.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement