Selasa 07 May 2024 21:07 WIB

Xi Jinping dan Macron Sepakat Tolak Serangan Israel ke Rafah

Serangan ke Rafah bisa mengakibatkan bencana kemanusiaan dalam skala lebih besar.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Pengungsi Palestina pergi dengan membawa barang-barang mereka menyusul perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh tentara Israel, di Rafah, Jalur Gaza selatan, Rabu (7/5/2024).
Foto: EPA
Pengungsi Palestina pergi dengan membawa barang-barang mereka menyusul perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh tentara Israel, di Rafah, Jalur Gaza selatan, Rabu (7/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Prancis Emmanuel Macron sepakat menolak serangan Israel ke Rafah di Jalur Gaza. Mereka mengatakan, serangan itu dapat menimbulkan bencana kemanusiaan.

“Kedua kepala negara (Xi dan Macron) menyatakan penolakan mereka terhadap serangan Israel di Rafah, yang akan mengakibatkan bencana kemanusiaan dalam skala yang lebih besar, serta pemindahan paksa warga sipil Palestina,” kata Dewan Negara Cina dalam sebuah pernyataan yang dirilis Selasa (7/5/2024).

Baca Juga

Xi dan Macron mengingatkan pentingnya melindungi warga sipil di Gaza sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional. Mereka pun menekankan bahwa gencatan senjata segera dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan dalam skala besar serta perlindungan warga sipil di Jalur Gaza.

“Kedua kepala negara menyerukan pembukaan efektif semua koridor dan titik persimpangan yang diperlukan untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan yang cepat, aman, berkelanjutan dan tanpa hambatan ke seluruh Jalur Gaza. Kedua kepala negara menekankan pentingnya memperkuat koordinasi upaya kemanusiaan internasional,” kata Dewan Negara Cina.

Selain itu, Xi dan Macron menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera yang masih ditahan kelompok Hamas. Mereka turut menyerukan agar resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan terkait konflik Israel-Palestina segera diterapkan secara efektif. “Ini adalah satu-satunya cara yang kredibel untuk menjamin perdamaian dan keamanan bagi semua orang serta guna memastikan bahwa baik warga Palestina maupun Israel tidak akan menderita akibat kengerian yang mereka alami sejak serangan pada 7 Oktober 2023,” ungkap Dewan Negara Cina mengutip pernyataan Xi dan Macron.

Dalam pidatonya ketika tiba di Prancis pada Ahad (5/5/2024) lalu, Xi Jinping sudah mengangkat isu Palestina. Xi mengatakan, konflik Israel-Palestina yang hingga kini masih berlangsung telah menyentuh hati sanubari masyarakat global.

“Solusi mendasarnya terletak pada pembentukan negara Palestina yang merdeka. Sejarah telah berulang kali menunjukkan bahwa masalah Palestina-Israel yang berulang pada dasarnya berakar pada kegagalan penegakan resolusi-resolusi PBB yang relevan, terkikisnya fondasi solusi dua negara, dan penyimpangan dalam proses perdamaian Timur Tengah,” ucap Xi, seperti dikutip dalam keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Cina.

Dia menambahkan, Cina dan Prancis memiliki banyak kesamaan dalam isu Israel-Palestina. “Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperkuat kerja sama dan membantu memulihkan perdamaian di Timur Tengah,” ujar Xi.

Serangan Israel ke Jalur Gaza yang dimulai sejak Oktober tahun lalu telah menyebabkan lebih dari 34 ribu orang meninggal. Saat ini Israel tengah berupaya melancarkan serangan ke Rafah, wilayah selatan Gaza yang berbatasan dengan Mesir. Saat ini terdapat lebih dari 1 juta warga Gaza mengungsi di Rafah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement