REPUBLIKA.CO.ID, RAJKOT -- Giriraj Singh menunggu berjam-jam untuk membawa pulang jenazah keponakannya. Tapi, kemudian ia disuruh pulang karena luka bakar membuat keponakannya 'tak bisa dikenali.' "Jenazahnya tidak teridentifikasi dan pihak berwenang meminta saya menunggu untuk tes DNA," kata pensiunan perwira tentara itu, Singh, Ahad (26/5/2024).
Keponakannya yang berusia 24 tahun sedang bersama tiga temannya ketika kebakaran besar terjadi di taman bermain Kota Rajkot di barat India pada Sabtu (25/5/2024) kemarin. Kebakaran ini menewaskan 27 orang termasuk anak-anak. Kebakaran terjadi di akhir pekan ramai yang bertepatan dengan liburan musim panas negara bagian.
Perwira polisi setempat Raju Bhargav mengatakan walaupun pemilik taman bermain itu Yuvraj Singh Solanki, membawa sejumlah alat pemadam kebakaran dan sedang memasang sistem penekan api, tapi gedung dua lantainya tidak memiliki izin dari departemen kebakaran.
Bhargav mengatakan Solanki dan manajer taman bermain itu ditangkap dan didakwa dengan "kelalaian yang menyebabkan kematian." Lantai bawah gedung itu digunakan untuk tempat parkir sementara lantai dua untuk arena bowling, go-cart dan wahana trampolin.
Surat kabar The Indian Express melaporkan pengunjung yang panik, berlari menyelamatkan diri tapi pintu taman bermain itu sempit hingga mempersulit upaya pengunjung untuk keluar. Bhargav mengatakan penyebab kebakaran masih diselidiki. Namun, tambahnya, pembangunan yang sedang dilakukan dan percikan dari mesin las kemungkinan yang menyebabkan kebakaran.
Ia menambahkan operasi penyelamatan sudah selesai dan kini tim sedang membersihkan puing-puing. Keluarga korban mengatakan, dokter menyarankan mereka tidak menunggu dan pulang ke rumah sebab tes DNA untuk mengidentifikasi jenazah para korban mungkin butuh waktu 48 jam.
Pejabat terpilih negara bagian Bhupendra Patel mengunjungi lokasi kebakaran dan rumah sakit tempat para korban luka dirawat. Bhargav mengatakan tiga orang dirawat di rumah sakit karena menghirup asap dan mengalami luka bakar.
Tapi, kondisi mereka tidak mengancam nyawa. Di media sosial X, Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan ia "sangat terganggu dengan kebakaran itu, pikiran saya bersama mereka yang kehilangan orang-orang tercinta. Doa untuk mereka yang terluka".
Kebakaran sangat sering terjadi di India, para kontraktor dan warga kerap melanggar undang-undang bangunan dan peraturan keselamatan. Aktivis mengatakan kontraktor sering mengambil jalan pintas untuk menghemat biaya dan menuduh pihak berwenang lalai dan apatis.
Pada 2019 lalu kebakaran akibat korsleting listrik menewaskan 43 orang di New Delhi. Pada 2022, kebakaran di sebuah gedung empat lantai di ibukota India juga menewaskan sedikitnya 27 orang.