REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Seorang bayi berusia tiga bulan berada di antara delapan orang yang menjadi korban jiwa dalam kebakaran di sebuah rumah sakit Mumbai, India.
Seorang pejabat setempat mengatakan, pada Selasa (18/12), ia akan menyoroti standar keamanan yang longgar di India.
Kebakaran terjadi sekitar pukul 16.00 waktu setempat, Senin (17/12) di lantai empat rumah sakit ESIC Kamgar yang dikelola oleh pemerintah di pinggiran utara Andheri.
"Jumlah korban meninggal meningkat dari yang sebelumnya enam orang menjadi delapan pada hari Selasa," kata seorang juru bicara untuk manajemen bencana kota.
Kemudian 140 orang lainnya, termasuk pasien, dokter dan perawat diungsikan dan dirawat di rumah sakit yang ada di sekitar kota itu.
Penyebab kebakaran di rumah sakit tersebut pun belum diketahui. Tetapi petugas pemadam kebakaran setempat mengatakan, rumah sakit tidak memiliki perangkat keamanan yang tepat.
"Ini adalah bangunan tahun 1970-an dan tidak ada audit keselamatan kebakaran yang dilakukan," kata Wakil Kepala Petugas Pemadam Kebakaran Maharashtra Industrial Development Corporation, MD Ogle.
Ia pun menyerahkan kepada pihak terkait untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap rumah sakit. "Tanggung jawab petugas untuk melakukan inspeksi."
Kebakaran yang tidak disengaja merupakan hal yang umum di India. Sebab, standar keamanan yang buruk dan penegakan peraturan yang lemah. Hal itu juga sangat umum di Mumbai yang padat penduduk, dan merupakan ibu kota keuangan India.
Pada Desember 2017 lalu, setidaknya 14 orang tewas ketika api besar menghanguskan sebuah restoran terkenal di kota. Sebelum kejadian itu, pada awal bulan juga api menyapu sebuah toko di Mumbai yang memicu runtuhnya bangunan dan menewaskan 12 pekerja tidur yang sedang tidur.