Kamis 15 Mar 2018 15:28 WIB

Mossack Fonseca Tutup karena Skandal Panama Papers

peran Mossack Fonseca dalam Panama Papers membuat reputasi perusahaan menjadi buruk.

Rep: Marniati/ Red: Nidia Zuraya
Dokumen Panama Papers.
Foto: confidencial
Dokumen Panama Papers.

REPUBLIKA.CO.ID, PANAMA CITY -- Sebuah firma hukum yang berbasis di Panama, Mossack Fonseca mengumumkan menutup kantornya. Penutupan ini karena masalah Panama Papers yang mempengaruhi reputasi perusahaan.

Dilansir The Guardian, Kamis (15/3), para direktur Mossack Fonseca mengatakan peran Mossack Fonseca dalam Panama Papers membuat reputasi perusahaan menjadi buruk. Akibatnya terjadi permasalahan dalam ekonomi perusahaan.

Dokumen yang bocor dari perusahaan tersebut menjadi dasar investigasi Panama Papers pada awal 2016. Dokumen tersebut menunjukkan bagaimana perusahaan  menghindari pajak.

"Kemunduran reputasi, kampanye media, sirkus keuangan dan tindakan yang tidak biasa oleh pihak berwenang Panama telah menimbulkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Ini mengharuskan penghentian operasi pada akhir bulan ini," kata firma tersebut dalam sebuah pernyataan pada Rabu (14/3).

Mossack Fonseca mengatakan mereka masih memperkerjakan beberapa staf untuk membantu penyelidikan pihak berwenang dan kelompok swasta lainnya. Meskipun demikian, firma hukum tersebut mengatakan akan terus memperjuangkan keadilan. Dalam pernyataannya disebutkan bahwa pihaknya akan terus bekerja sama dengan pihak berwenang.

Mossack Fonseca didirikan pada 1977 oleh pengacara Jerman Jrgen Mossack. Perusahaan ini merupakan penyedia jasa perusahaan offshore terbesar keempat di dunia. Mossack bergabung dengan pengacara Panama Ramn Fonseca dan pengacara Swiss Christoph Zollinger.

Sampai terbitnya Panama Papers, sebagian besar klien firma hukum tersebut masih belum jelas. Di industri offshore global, Mossack bertindak untuk sekitar 300 ribu perusahaan. Lebih dari separuh terdaftar di tax haven Inggris.

Bulan lalu, jaksa Panama menggeledah kantor Mossack Fonseca. Ini untuk mencari kemungkinan hubungan dengan Odebrecht, perusahaan teknik terbesar di Amerika Latin. Perusahaan konstruksi Brasil tersebut mengaku menyuap pejabat di Panama dan negara-negara lain untuk mendapatkan kontrak di wilayah tersebut antara 2010 dan 2014.

Ramn Fonseca membantah bahwa perusahaannya memiliki hubungan dengan Odebrecht. Ia menuduh presiden Panama, Juan Carlos Varela, menerima langsung uang dari Odebrecht.

Varela telah membantah bahwa ia menerima uang dari Odebrecht.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement