Jumat 16 Mar 2018 00:51 WIB

Macron Sebut Rusia Bertanggung Jawab Atas Serangan Gas Saraf

Macron akan menunjukkan solidaritasnya dan berdiri bersama Inggris.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
President Emmanuel Macron berjalan menuju Pusara pahlawan tak dikenal di Arc de Triomphe, Paris, Senin (15/5) dini hari.
Foto: Alain Jocard/Pool/Reuters
President Emmanuel Macron berjalan menuju Pusara pahlawan tak dikenal di Arc de Triomphe, Paris, Senin (15/5) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kamis (15/3), menyatakan Rusia bertanggung jawab atas aksi penyerangan gas saraf terhadap dua warga Inggris di Salisbury pekan lalu. Macron mengatakan Prancis akan menunjukkan solidaritasnya dan berdiri bersama Inggris dalam menghadapi hal ini.

Menurut sebuah pernyataan yang dirilis kantor kepresidenan Prancis, Macron telah menjalin komunikasi dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May. Keduanya bertukar pandangan perihal aksi penyerangan gas saraf terhadap Sergei Skripal dan putrinya di Salisbury pekan lalu. Skripal merupakan warga Inggris yang pernah menjadi agen mata-mata Rusia.

Macron mengatakan dirinya terus diberi informasi perihal perkembangan penyelidikan kasus penyerangan ini. Sejak awal pekan ini, Inggris telah menjaga Prancis tetap dekat dengan informasi yang dikumpulkan oleh penyidik Inggris dan bukti pertanggungjawaban Rusia atas serangan tersebut, seperti dikutip laman Anadolu Agency.

Berdasarkan informasi-informasi yang diterimanya, Macron tak ragu menyebut Rusia bertanggung jawab atas aksi penyerangan gas saraf terhadap Skripal dan putrinya. Prancis setuju dengan Inggris tidak ada penjelasan lain yang masuk akal dan Prancis mengulangi solidaritasnya terhadap sekutunya.

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson sebelumnya mengatakan bukti keterlibatan Rusia dalam aksi penyerangan terhadap Skripal dan putrinya terlalu banyak. Bukti-bukti ini tak pun tak terbantahkan.

Sergei Skripal dan putrinya ditemukan dalam keadaan terkulai dan tidak sadar di kursi di luar pusat perbelanjaan di Kota Salisbury di Inggris Selatan pada 4 Maret. Mereka masih berada dalam kondisi kritis.

Pemerintah Inggris telah menyimpulkan keduanya diracuni dengan gas saraf Novichok. London telah menuntut Moskow menjelaskan mengapa gas saraf yang terlacak sampai ke Rusia bisa ada di Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement