Rabu 28 Mar 2018 17:02 WIB

Inggris akan Terus Ingatkan Dunia Soal Rohingya

Inggris akan terus mendukung langkah Bangladesh terkait pengungsi Rohingya.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri Inggris, Theresa May.
Foto: AP/Michel Euler
Perdana Menteri Inggris, Theresa May.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris mengatakan, akan terus membawa permasalahan Rohingya ke hadapan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ini dilakukan agar dunia tidak melupakan konflik yang menimpa etnis tersebut di Myanmar.

Seperti diwartakan Anadolu Agency, Inggris akan terus mendukung langkah Bangladesh yang telah bersedia menampung warga Rohingya yang melarikan diri. Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan, tekanan serupa juga akan terus diberikan kepada pemerintah Myanmar.

"Kami akan terus melakukan apa yang bisa dilakukan untuk memastikan penderitaan rakyat Rohingya tetap menjadi perhatian dunia agar tidak bisa dilupakan orang-orang dan tertanam dalam kesadaran mereka," kata Theresa May, Rabu (28/3).

PBB menyebut minoritas muslim Rohingya merupakan etnis yang paling teraniaya di dunia. PBB mengatakan, warga Rohingya menghadapi penigkatan rasa takut akibat kekerasan komunal yang mereka terima sejak 2012.

Sementara, hampir 700 ribu Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh sejak militer melancarkan operasi di negara bagian Rakhine Myanmar. Serangan dilakukan sebagai balasan atas serangan gerilyawan terhadap pasukan keamanan pada Agustus.

PBB menemukan adanya pembunuhan dan epmerkosaan massal yang dialami warga Rohignya, termasuk anak-anak. PBB juga mendapati adanya kekerasan brutal yang dilakukan militer terhadap minoritas muslim tersebut. PBB menegaskan, peristiwa yang menimpa etnis Rohingya merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Doktor lintas batas mengatakan, setidaknya 9000 warga Rohingya terbunuh selama serangan yang terjadi pada 20 Agustus hingga 24 September tahun lalu. Mereka mengatakan, 71,7 persen atau 6700 warga Rohingya meninggal akibat kekerasan, termasuk 730 anak-anak berusia di bawah lima tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement