Jumat 25 May 2018 09:28 WIB

Pencarian MH370 akan Dihentikan Pekan Depan

Pencarian pesawat MH370 menghabiskan uang 200 juta dolar AS.

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, KUALALUMPUR -- Menteri Transportasi Malaysia mengatakan, pencarian pesawat MH370 milik Maskapai Malaysia Airlines oleh perusahaan swasta Amerika Serikat (AS) akan berakhir Selasa depan dan tidak akan ada perpanjangan lagi. Ocean Infinity yang berbasis di Houston telah mencari pesawat MH370, yang menghilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret 2014.

Pesawat tersebut mengangkut 239 orang penumpang di dalamnya dan menjadi salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia. "Pagi ini saya mengangkat isu ini di kabinet dan setuju untuk memperpanjang sampai 29 Mei," kata menteri transportasi Malaysia yang baru, Anthony Loke Siew Fook.

Saat ditanya apakah artinya tidak ada lagi perpanjangan, ia berkata, "Ya."

Bulan Januari lalu, Malaysia telah setuju untuk membayar Ocean Infinity hingga $9,3 juta, sekitar Rp 93 miliar, jika berhasil menemukan pesawat tersebut selama pencarian 90 hari di selatan Samudra Hindia.

Pencarian pesawat Boeing 777 sebelumnya diperkirakan akan berakhir pada bulan Juni. Perjanjian 90 hari tidak mencakup waktu yang dibutuhkan untuk mengisi bahan bakar dan memasok kapal pencari Seabed Constructor.

Namun, Ocean Infinity telah selesai menjelajahi area pencarian yang ditargetkan pada bulan April lalu dan telah meminta perpanjangan hingga 29 Mei, kata Anthony.

Anthony Loke Siew Fook, yang dilantik sebagai menteri pada hari Senin (21/5), mengatakan, Pemerintah Malaysia akan merilis laporan lengkap tentang penyelidikan hilangnya MH370 ini setelah pencarian lepas pantai selesai. Namun, ia belum memastikan tanggal untuk merilis laporan tersebut.

Ganesan Nethi, seorang pengacara yang mewakili keluarga korban dari MH370, mengatakan, dia senang Malaysia menjadi 'negara demokrasi yang berfungsi'. Hal ini tecermin dalam pendekatan yang diambil oleh pemerintah baru.

Dia mengatakan, pengumuman Menteri Transportasi Malaysia pada hari Ahad (20/5) menyatakan bahwa kebutuhan untuk memberikan kata terakhir kepada keluarga penumpang pesawat MH370 adalah salah satu prioritasnya.

"Sebagai pengacara untuk 76 kerabat penumpang di pesawat MH370, saya mendapati ini menjadi perubahan pendekatan yang sangat menggembirakan dan menyegarkan oleh pemerintah baru," katanya.

Pada saat yang sama, Ganesan Nethi mengatakan, dia terkejut soal kurangnya poses yang dilakukan untuk memberi kompensasi kepada keluarga korban dalam dua tahun terakhir.

Mantan menteri transportasi malaysia mengundang keluarga penumpang pada Maret 2016 untuk melakukan tuntutan, dengan mengatakan, "silakan datang dan tuntut MAS (Malaysian Airline System Berhad), Anda akan diberikan hak sah sepenuhnya di bawah hukum."

Menurut dia, hal tersebut sangatlah mengejutkan karena MAS belum melakukan pembayaran sejauh ini.

Keputusan untuk melibatkan Ocean Infinity datang setelah Australia, Cina, dan Malaysia mengakhiri pencarian senilai 200 juta dolar AS tanpa hasil di area seluas 120.000 kilometer persegi di Samudra Hindia tahun lalu. Para penyelidik menyerukan area sasaran diperpanjang 25.000 kilometer persegi ke utara.

"Kapal Seabed Constructor telah mencakup sejauh 86.000 kilometer persegi sejauh ini, tetapi belum mengidentifikasi temuan signifikan," kata Ocean Infinity dalam pencarian pekanannya pada 15 Mei.

 

Voice 370, sebuah kelompok yang mewakili kerabat dari penumpang MH370, telah meminta pemerintah baru Malaysia untuk meninjau semua hal yang berkaitan dengan MH370, termasuk pemalsuan atau penghapusan catatan yang mungkin terkait dengan MH370 dan pemeliharaannya.

Anthony Loke Siew Fook mengatakan, ia akan memastikan semua rincian dibuat tersedia untuk publik. "Saya tidak mengetahui rincian apa pun yang mungkin tidak terungkap, tetapi sebagai menteri, saya berkomitmen untuk merilis semua rincian ke publik," katanya.

Sebelumnya, perdana menteri Malaysia yang baru terpilih, Mahathir Mohamad, mengatakan bahwa pemerintah akan meninjau kembali pencarian dan menghentikannya jika dianggap tidak bermanfaat. "Kami ingin mengetahui perincian (pencarian), kebutuhannya, dan jika kami merasa tidak perlu, kami tidak akan memperbaruinya," kata Dr Mahathir saat memimpin rapat kabinet pertamanya.

Pengumuman tersebut datang saat pemerintahan Mahathir akan memotong pengeluaran pemerintah, setelah memperhitungkan hutang negara.

Mahathir mengatakan, utang nasional Malaysia, negara dengan ekonomi terbesar ketiga di Asia Tenggara, mencapai 65 persen dari PDB.

ABC/Reuters

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement