Kamis 20 Feb 2014 16:27 WIB

Angkatan Laut Australia Langgar Perbatasan Indonesia

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Sebagai negara maritim Australia merasa perlu melengkapi pertahanannya dengan pesawat tanpa awak.
Foto: Steve Hellber/AP
Sebagai negara maritim Australia merasa perlu melengkapi pertahanannya dengan pesawat tanpa awak.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY-- Laporan terbaru menunjukkan Angkatan Laut Australia enam kali melanggar perairan teritorial Indonesia, saat melaksanakan Operasi Perbatasan. Mereka berdalih, pelanggaran terjadi karena salah perhitungan dalam menghitung batas maritim Indonesia.

Dikutip dari ABC News, laporan internal menunjukkan Angkatan Laut Australia melanggar batasan perairan Indonesia. Pelanggaran yang diketahui pada 15 Januari lalu, tidak satu kali saja dilakukan tapi enam kali. Laporan menyatakan, kru angkatan laut tak bermaksud melanggar perairan Indonesia.

"Setiap pelanggaran yang terjadi tak disengaja, ini akibat kesalahan perhitungan batas maritim Indonesia oleh kru Australia," katanya.

Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison mengatakan, ia telah mengetahui laporan tersebut. Menurutnya, laporan menunjukkan adanya pelanggaran dan itu sangat disesalkan, dan merupakan kebetulan. Laporan mengatakan, Angkatan Laut tengah berupaya mengalau para pencari suaka yang ingin memasuki wilayah Australia. Namun, karena salah perhitungan, mereka memasuki garis dasar kepulauan Indonesia.

Laporan juga mendesak Kepala Angkatan Laut dan Kepala Bea Cukai untuk meninjau lebih lanjut kasus pelanggaran ini. Mereka diminta meninjau setiap penyimpangan individu dalam perilaku profesional serta mendorong peninjauan prosedur dan pelatihan lebih lanjut.

Morrison juga mengatakan, Wakil Kepala Angkatan Laut Australia Ray Griggs telah memberi penjelasan pada mitra Indonesianya terkait laporan. Menurutnya, pemerintah Australia juga telah meminta maaf pada Indonesia.

"Diskusi selanjutnya telah menjadi misi kami dan catatan formal telah disediakan untuk pemerintah Indonesia melalui saluran diplomatik, serta tawaran untuk penjelasan lisan jika diminta," kata Morrison.

Saat ditanya apakah masalah dengan Indonesia ini dapat diselesaikan, Morrison menyatakan yakin Indonesia dapat menerima hal ini. Menurutnya pihak Australia telah memberi penjelasan pada pemerintah Indonesia.

"Kami telah sangat blak-blakan. Saat kami tahu soal itu, kami meminta maaf dan mulai menyelidiki laporan, kami juga menyarankan mereka mengkaji laporan lebih detail," katanya.

Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan, Australia telah terbuka mengenai masalah ini. Mereka juga menyatakan telah meminta maaf, sehingga kasus ini menurut Bishop semestinya telah berakhir.

"Australia telah sangat jujur dan terbuka tentang masalah batas-batas teritorial ini, kami menghormati batas negara Indonesia dan saat terjadi kesalahan kami mohon maaf sebesar-besarnya.

Namun, juru Angkatan Laut Indonesia Untung Suropati mengatakan pada ABC pekan lalu, bahwa permintaan maaf tak mencerminkan sikap resmi dari Pemerintah Federal. Sebab permintaan maaf dilakukan melalui rilis media. Indonesia juga mengatakan, tak menerima alasan Australia yang menyatakan pelanggaran sebagai 'kecelakaan dan tak disengaja'.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement