Sabtu 10 Jan 2015 13:21 WIB

Tersangka Penembakan Charlie HebdoTewas dalam Pengepungan

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Erik Purnama Putra
Dua wajah pelaku penyerangan majalah Charlie Hebdo.
Foto: AFP
Dua wajah pelaku penyerangan majalah Charlie Hebdo.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Dengan ledakan dan tembakan, pasukan keamanan mengakhiri tiga hari teror di Paris, Perancis. Dua bersaudara tersangka penembakan kantor majalah Charlie Hebdo, Said (34 tahun) dan Cherif (32) Kouachi tewas dalam pengepungan polisi, Jumat (9/1).

Di tempat terpisah juga terjadi penyanderaan di sebuah supermarket makanan Yahudi. Dua pelaku menyandera dan mengancam melakukan kekerasan jika polisi tidak membebaskan Kouachi bersaudara. Seorang pelaku Amedy Coulibaly tewas. Sedangkan seorang perempuan yang diduga istrinya berhasil melarikan diri.

Drama itu berakhir dalam penggerebekan yang dilakukan hampir dalam waktu bersamaan di dua lokasi. Penggerebekan Kouachi terjadi di sebuah percetakan di kota Dammartin-en-Goele di timur laut Paris. Sedangkan Coulibaly dikepung di supermarket di Paris.

Sebelumnya pada Kamis (8/1), Coulibaly menembak mati seorang polisi perempuan. Awalnya pihak berwenang belum yakin apakah penembakan itu terkait dengan penembakan di Charlie Hebdo.

Puluhan personel pasukan keamanan berseragam hitam mengepung kedua lokasi. Polisi melempar bahan peledak dan membombardir lokasi dengan tembakan. Asap tebal membumbung sekaligus menandakan penggerebekan telah berakhir.

Dilaporkan Reuters, ketiga pelaku tewas. Namun, otoritas juga menemukan empat sandera tewas di supermarket. Sebanyak 16 sandera di supermarket, satu orang di percetakan dan 15 lainnya dibebaskan.

Said dan Cherif terpojok di percetakan hampir seharian sebelum ledakan dan tembakan mulai dilancarkan saat petang. Tim SWAT polisi lantas menyerbu lewat atap. "Mereka bilang mereka ingin mati sebagai martir," kata anggota dewan setempat Yves Albarello kepada stasiun televisi Prancis, i-Tele.

Kouachi bersaudara terkait dengan Alqaidah di Yaman. Alqaidah di Yaman mengatakan mereka menargetkan serangan terhadap Charlie Hebdo sebagai balasan atas penerbitan karikatur Nabi Muhammad.

Presiden Francois Hollande mengingatkan rakyat agar tetap bersatu dan waspada. Paris menutup lingkungan Yahudi yang cukup dikenal karena khawatir kekerasan lebih lanjut. "Ancaman terhadap Perancis belum berakhir. Kita adalah orang-orang bebas tanpa tekanan," ujar Hollande, Jumat (9/1).

Anggota Alqaidah di Semenanjung Arab memberi pernyataan dalam bahasa Inggris kepada Associated Press yang mengatakan pemimpin kelompok mengarahkan operasi dan memilih sasaran dengan hati-hati.

Di supermarket makanan Yahudi yang terletak dekat lingkungan Porte de Vincennes di Paris, pria bersenjata melepaskan tembakan hanya beberapa jam sebelum perayaan Yahudi Sabbath dimulai. Serangan terjadi sebelum matahari tenggelam.

Saat itu supermarket penuh dengan warga yang berbelanja. Hollande menyebutnya sebagai tindakan antiSemitis yang mengerikan. Pengunjung yang terluka berhasil kabur untuk mendapatkan perawatan medis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement