Ahad 01 Mar 2015 19:14 WIB

Kisah Koran Jepang Bertulis Tangan Saat Tsunami 2011

Rep: C02/ Red: Ilham
Tsunami Jepang
Tsunami Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, ISHINOMAKI -- Pangeran Inggris atau Pangeran William kunjungi korban tsunami Jepang.  Pangeran William mengunjungi pantai utara sampai timur Jepang yang menewaskan ribuan orang setelah gelombang tsunami pada 2011.

Di kota Ishinomaki, pangeran William bertemu pensiunan wartawan harian Ishinomaki, Hiroyuki Takeuchi. Hiroyuki Takeuchi adalah wartawan yang berhasil menulis berita beberapa hari setelah tsunami dengan tulisan tangan.

Takeuchi mengatakan, saat pertemuan dengan William, setelah tsunami, Jepang terlihat seperti neraka. Begitu banyak yang mati, bahkan jasad korban masih utuh di jalanan.  

“Itu masih utuh dalam ingatanku,” ujarnya kepada pangeran William seperti yang dikutip BBC.

Ia melanjutkan, tsunami besar dipicu gempa 9,0 skala richter yang melanda Jepang 11 Mert 2011. Sebanyak 19 ribu orang tewas ditambah lagi dengan kebocoran nuklir.  Katanya di Ishinomaki yang terletak 220 mil (350 kilometer) utara-timur Tokyo, sebanyak  tiga ribu orang tewas. Begitupun dengan 40 ribu bangunan yang hancur.

Pertemuaannya dengan pangeran Wiiliam di museum tsunami Jepang membuat Takeuchi bercerita banyak hal tentang tsunami.  Kata Takeuchi, museum tersebut memiliki edisi asli dari halaman Koran dan poster berukuran tunggal yang dtulis tinta warnah merah, hitam dan biru. Bahkan lengkap dengan kepala surat kabar.

Takeuchi mengatakan, tsunami 2011 di Jepang menghancurkan kantor Surat kabar Ishinomaki. Sehingga tidak ada yang bisa menulis berita tentang tsunami tersebut.  Namun, Takeuchi berhasil menemukan kertas cetak yang masih kering dan Ia menulis dengan tulisan tangan pada kertas tersebut.

“Hanya ada enaM eksemplar setiap hari, kami tulis kertas tersebut dan menempatkan di papan buletin pusat evakuasi,” kata Takeuchi, Ahad (1/3)

Takeuchi menegaskan, ketika wartawan memiliki pena dan kertas maka akan tetap bisa mengirim berita.  Sebab, adalah tugas wartawan menyampaikan berita lewat Koran atau apapun. Ia masih beruntung, seluruh staf surat kabar Ishinomaki tidak ada yang meninggal.

Kepada pangeran William, ia menunjukan edisi  kertas bertulisan tangan sejak lima hari setelah bencanan. Saat itu masyarakat di Ishinomaki tidak memiliki listrik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement