Ahad 19 Apr 2015 18:38 WIB
Konferensi Asia Afrika 2015

Ini Alasan Presiden Afrika Selatan tak Hadiri KAA

Rep: C33/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Afrika Selatan (Afsel), Jacob Zuma.
Foto: ewn.co.za
Presiden Afrika Selatan (Afsel), Jacob Zuma.

REPUBLIKA.CO.ID, DURBAN -- Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mengunjungi sebuah kamp pengungsi di kota pelabuhan Durban setelah merebaknya kekerasan anti imigran. Hingga kini Afrika Selatan sedang mengalami masa konflik antara penduduk asli dengan imigran seperti dilansir BBC, (18/4).

Zuma mengatakan kepada orang-orang yang melarikan diri dari tindakan kekerasan yang bertentangan nilai-nilai Afrika Selatan dan bahwa ia akan membawa hal itu berakhir. Dia dicemooh oleh sebagian orang yang menuduhnya bertindak terlalu lambat.

Sedikitnya enam orang tewas dalam serangan xenophobia di Durban. Sampai saat ini, aksi kekerasan telah menyebar ke daerah lain.

Kemudian, setelah membatalkan perjalanan ke Indonesia, Zuma mengunjungi kamp pengungsi di wilayah Chatsworth."Kami pasti akan menghentikan kekerasan,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.

Imigran yang sebagian besar dari negara-negara Afrika lainnya dan Asia telah pindah ke Afrika Selatan. Jumlah imigran semakin meningkat sejak pemerintahan minoritas warga kulit putih berakhir pada tahun 1994.

Banyak warga Afrika Selatan menuduh imigran mengambil pekerjaan di negara mereka. Afsel sendiri telah memuiliki tingkat pengangguran sebesar 24 persen."Serangan-serangan ini melawan segala sesuatu yang kita percaya. Mayoritas Afrika Selatan mencintai hubungan damai dan baik dengan saudara-saudara mereka di benua itu,” ucap Zuma dalam sebuah pernyataan

Guna mengatasi aksi kekerasan, banyak imigran berencana kembali ke negara asal mereka. "Orang-orang yang ingin pulang, ketika kekerasan berhenti Anda dipersilakan untuk kembali,” tutur Zuma.

Selama kekerasan anti imigran dalam dua minggu terakhir, polisi telah menangkap 150 orang karena pelanggaran terkait.

Beberapa ribu orang asing telah meninggalkan rumah mereka untuk berlindung di kamp-kamp darurat, dan negara tetangga seperti Zimbabwe, Malawi dan Mozambik telah mengumumkan rencana untuk mengevakuasi warga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement