Ahad 24 May 2015 10:01 WIB

Pandangan Teori Fisika Soal Pengungsi Rohingya (2)

Muslim Rohingya
Foto: AP
Muslim Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Apa yang kita lihat sekarang adalah kondisi yang tidak manusiawi di Myanmar dan populasi berlebih di Bangladesh, membuat orang mencoba untuk meninggalkan negeri mereka dan menjadi pengungsi.

Di Australia, pemerintah saat ini ketakutan bila mereka menerima pengungsi Rohingya sekarang 10 dan ribuan orang akan meniru tindakan itu dengan naik ke perahu-perahu dan membahayakan nyawa mereka di lautan.

"Sementara di sisi lain, orang-orang juga bertindak kejam, ini memang salah satu sifat dasar manusia. Australia tidak mau menerima pengungsi Rohingya dan mencoba tidak peduli dengan tindakannya dengan terlibat dalam perang yang menyebabkan instabilitas di banyak negara di dunia," katanya.

Dengan tegas Igor berpendapat bahwa negara-negara Barat seharusnya bertanggungjawab dengan pengungsi karena sudah ikut perang di Timur Tengah. Perang yang membuat temperatur naik dan tekanan pun meningkat menyertainya.

"Jelas tidak ada solusi terhadap masalah ini, di awal kita punya perang dan populasi yang berlebih, kita pasti akan punya masalah, orang akan mati. Yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah mengurasi kebiadaban," katanya.

"Saya tidak tahu apakah ide pemerintah yang bertindak dengan alasan mencegah praktik penyelundupan manusia yang erat dengan perbudakan akan berhasil mengurangi kebiadaban kita di masa yang akan datang. Itu saya tidak tahu," ujar Igor.

Sebagaimana teori-teori fisika yang pertumbuhannya sangat perlahan, fisika sangat jarang mengalami pembaruan yang sifatnya revolusioner. Mungkin kali ini eksperimen politik penanganan pengungsi juga akan membutuhkan waktu untuk membuktikan apakah kebijakan Australia terhadap Rohingya ini benar atau keliru.

Tapi seperti Bapak Fisika Einstein pernah berkata, "hal-hal seharusnya dibuat sesederhana mungkin, tapi jangan dijadian terlalu sederhana."

Hal yang terlalu disederhanakan dalam politik antara lain perspektif yang rasis, membeda-bedakan perlakuan terhadap orang berdasarkan apa warna kulitnya dan apa agama yang mereka anut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement