Ahad 12 Jul 2015 03:43 WIB

Tunisia Tangkap 127 Tersangka Terkait Pembantaian di Pantai

Rep: Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Korban tewas penembakan di pantai Tunisia.
Foto: reuters
Korban tewas penembakan di pantai Tunisia.

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS --  Pihak berwenang Tunisia telah menangkap 127 tersangka  yang menjadi pelaku pembantaian wisatawan di sebuah resor pantai di Sousse bulan lalu.

‘’Sejak serangan itu, pasukan keamanan telah melakukan lebih dari 700 operasi sehingga 127 tersangka anggota geng teroris ditangkap,’’ kata menteri yang memimpin kasus insiden ini, Kamel Jendoubi, seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Sabtu (11/7).

Pada 26 Juni 2015, seorang mahasiswa Tunisia di Port El Kantaoui mengamuk melepaskan tembakan dan  menewaskan 30 warga Inggris, tiga warga Irlandia, dua orang Jerman, satu Belgia, satu Portugis dan Rusia.  

Jendoubi tidak menentukan berapa banyak pelaku dari 127 orang yang ditahan yang terbukti terlibat dalam serangan tersebut . Dia sebelumnya telah mengumumkan penangkapan delapan orang yang diduga memiliki hubungan langsung dengan peristiwa itu. Ia menekankan tekad pemerintah melindungi negara, warga negara dan warga asing.

"Hari ini, lebih dari 100 ribu polisi, penjaga nasional dan petugas perlindungan sipil selain tentara telah dikerahkan,’’ kata Jendoubi.

Sekitar 3.000 petugas keamanan melindungi pantai, hotel dan situs arkeologi di negara itu. Jendoubi juga menegaskan penyesalan pemerintah Tunisia pada keputusan Inggris untuk memulangkan warganya.

Padahal, kata dia, tidak ada bukti baru yang menunjukkan serangan  sudah dekat. Pada Kamis, Inggris mendesak warganya mempersingkat liburan pendek mereka di Tunisia setelah pemerintah memperingatkan negara itu masih tidak aman setelah pembantaian. Denmark kemudian mengikuti keputusan Inggris.

Perdana Menteri Tunisia Habib Essid disebutnya telah berbicara dengan sekutunya Perdana Menteri Inggris David Cameron pada Jumat (10/7). Namun, ia tidak merinci hasil pembicaraan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement