Jumat 31 Jul 2015 09:21 WIB

Krisis Cina Jadi Peluang dan Risiko untuk Amerika

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Pasar Saham Cina
Foto: www.maxxelli-consulting.com
Pasar Saham Cina

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Peristiwa spektakuler terjadi awal pekan ini dimana pasar saham Shanghai anjlok hingga 8,5 persen. Ini merupakan penurunan terbesar bursa terpenting Cina tersebut sejak 2007. Kondisi Cina itu bisa menjadi dua sisi mata uang bagi Amerika. Amerika bisa saja mengambil peluang atau justru menuai risiko atas kejadian ini.

Pasar negara berkembang, termasuk Amerika Latin adalah korban awal dari paparan perlambatan ekonomi Cina. Kekhawatiran masalah ekonmi Cina akan terus mendorong pasar saham di Amerika Selatan ini ikut anjlok pekan ini.

Rabu lalu, Gubernur the Federal Reserve, Janet Yellen mengumumkan penundaan kenaikan suku bunga. Kekhawatiran akan ekonomi Cina agaknya berdampak besar pada pengambilan keputusan tersebut.

Bagaimana tidak, jika Amerika mempersulit perekonomian Cina melalui kebijakannya, Cina bisa berpindah mitra dari Amerika ke Taiwan mengingat hubungan Taipei dan Beijing saat ini melunak dengan memperdalam kerja sama ekonomi.

Taiwan bisa menjelajahi pasar Cina dan Cina bisa lebih mengandalkan inovasi teknologinya di Taiwan untuk mendongkrak ekonomi.

Sebanyak 40 persen perdagangan luar negeri Taiwan saat ini adalah dengan Cina. Ini tentu saja berita buruk bagi Amerika yang selama ini menjalin kerja sama kuat dengan Taiwan.

"Kami tidak hanya mengandalkan perdagangan luar negeri dengan satu negara saja," kata perwakilan Taiwan yang menangani hubungan lalu lintas selat, Andrew Hsia, dilansir dari New York Post, Jumat (31/7).

Di sisi lain, Presiden Amerika Barack Obama mencoba mengantisipasi perlambatan Cina dengan memperkuat pakta perdagangan Trans-Pacific Partnership (TPP) yang selama ini mengendap.

Ini positifnya dimana situasi ekonomi Cina saat ini bisa menjadi peluang bagi Amerika untuk membuktikan bahwa mereka lah negara adidaya satu-satunya di dunia saat perlambatan Cina terus terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement