Senin 16 Nov 2015 05:01 WIB
Serangan Teror Paris

ISIS Pernah Bersumpah Penuhi Jalan di Paris dengan Mayat

Rep: C93/ Red: Ilham
Serangan tembakan dan bom di Paris, Prancis, Jumat malam (13/11), melukai ratusan orang dan menelan korban lebih dari 100 orang.
Foto:
Militan ISIS semakin meluaskan kekuasannya di Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Serangkaian serangan tembakan, bom bunuh diri, serta penyanderaan mengguncang Paris, Prancis, pada Jumat (13/11) malam atau Sabtu dini hari WIB. Lebih dari 150 orang dinyatakan tewas akibat teror di ibu kota Prancis tersebut.

Presiden Prancis Francois Hollande pun menetapkan status darurat terhadap negaranya. "Ini horor. Ini tak pernah terjadi sebelumnya," katanya. Lebih dari 1.500 tentara tambahan kemudian dikerahkan untuk menjaga sejumlah fasilitas penting dan menjaga perbatasan.

Namun, Prancis seharusnya siaga sebelum serangan ini terjadi. Sebab, para ektremis pernah mengancam akan melakukan serangan di jantung Prancis; Kota Paris.

Empat bulan lalu, Seorang ekstremis ISIS pernah bersumpah untuk memenuhi jalan-jalan di Kota Paris, Prancis, dengan mayat. Ancaman tersebut diucapkannya dalam sebuah video sebelum pemberontak tersebut mengeksekusi mati seorang tentara Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement