Jumat 27 Nov 2015 07:26 WIB

Satu Jamaah Tewas Tertembak Saat Shalat di Masjid Bangladesh

Muslim Bangladesh
Foto: Courtesy Onislam.net
Muslim Bangladesh

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Beberapa pria bersenjata memuntahkan peluru pada saat orang-orang shalat di masjid, Bangladesh, Kamis (26/11) waktu setempat. Aksi penembakan itu  menewaskan satu orang dan melukai tiga orang lainnya. Polisi setempat mengatakan aksi ini merupakan serangan kedua terhadap komunitas Muslim syiah di negara kecil itu.

Penembakan di barat laut Distrik Bogra terjadi sehari setelah polisi membunuh pemimpin milisi yang merupakan tersangka utama di balik pemboman kuil syiah. Aksi pemboman di kuil yang terjadu bulan lalu itu menewaskan dua orang dan melukai belasan orang.

"Penyerang memasuki masjid dan menembakkan peluru kepada jamaah. Sebelumnya pelaku mengunci gerbang utama kemudian melarikan diri setelah penembakan tersebut," kata pejabat kepolisian Ahsan Habib.

Saksi mata menuturkan bahwa ada tiga pemuda penyerang menyerbu masjid dan menembak anggota jamaah tanpa pandang bulu ketika mereka sedang shalat. Mayoritas Muslim Bangladesh melihat peningkatan kekerasan kelompok milisi Islam dalam beberapa bulan terakhir yang menyebabkan dua orang asing, empat penulis beraliran sekuler, dan seorang pengusaha penerbitan tewas tahun ini. Beberapa serangan diakui oleh milisi garis keras muslim sunni dari ISIS.

Pemerintah menolak klaim tersebut dan menyatakan bahwa milisi lokal yang terlibat dalam serangkaian penyerangan. Para pengamat mengatakan bahwa pemerintah telah memunculkan ketakutan berlanjut setelah menuduh para rival politinya.

ISIS juga mengaku bertanggung jawab pengeboman di kuil syiah di Dhaka pada 24 Oktober lalu.  Namun polisi menyatakan kelompok milisi setempat Jamaatul Mujahidin berada di balik serangan dan menangkap lima anggota kelompok tersebut. 

"Mereka terlibat dalam serangkaian aksi subversif, termasuk serangan terhadap pos pemeriksaan polisi dan perkumpulan kaum syiah yang merayakan Asyura," kata Komisaris Besar Polisi Monirul Islam dalam jumpa pers dengan membawa seorang pria dengan tangan diborgol.

Tensi kekerasan meningkat di negara tersebut sejak Perdana Menteri Sheikh Hasina

menginstruksikan penindakan keras terhadap milisi, menyeret beberapa tokoh ke pengadilan atas kejahatan perang selama berlangsungnya perang kemerdekaan pada 1971.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement