Jumat 24 Jun 2016 17:22 WIB

Badai Terburuk Sejak 1966 di Cina, 98 Tewas

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Keluarga korban badai tornadi di Jiangsu, Cina, menangis histeris, Kamis (23/6)
Foto: Reuters
Keluarga korban badai tornadi di Jiangsu, Cina, menangis histeris, Kamis (23/6)

REPUBLIKA.CO.ID, NANJING -- Badai di Cina bagian timur telah menewaskan 98 orang dan melukai ratusan orang lainnya, Jumat (24/6). Badai ini membuat penduduk terputus dari aliran listrik. Kerusakan properti pun tak bisa dihindari.

Mobil-mobil terbalik dan atap rumah-rumah tercabut di provinsi Jiangsu. Badai yang disertai tornado ini menghantam sejak Kamis sore di dekat kota Yancheng, beberapa jam dari ibu kota komersial Shanghai.

Kecepatan angin mencapai 125 km per jam hingga mampu membahayakan sejumlah armada kota wilayah Funing. Seorang warga Funing, Xie Litian (62 tahun) menceritakan kondisi yang terjadi di wilayahnya.

"Saya mendengar angin kencang dan berlari ke atas untuk menutup jendela, namun tidak bisa ke atas karena tiba-tiba atap rumah robek dan terbang begitu saja," kata Xie. Ketika hujan reda, Xie melihat rumah-rumah tetangganya pun hancur. "Ini seperti akhir dunia," tambahnya.

China National Radio yang dikelola negara melaporkan korban jiwa mencapai 98 orang dan korban luka mencapai 800 orang. Media pemerintah sebelumnya melaporkan 78 orang tewas dan sekitar 500 orang luka-luka.

Baca juga, Banjir di Cina Tewaskan 22 Orang, 200 Ribu Mengungsi.

Foto-foto yang beredar di daring menunjukan banyak orang luka tergeletak di rumahnya yang hancur. Tampak mobil terbalik, batang pohon tercabut hingga ke akar, kabel listrik jatuh dan kusut. Area tersebut seperti tersapu energi yang begitu besar hingga jadi porak-poranda.

Presiden Cina Xi Jinping menyerukan upaya penyelamatan yang komprehensif. Ia meminta kabinet mengirim tim untuk mengawasi upaya penyaluran bantuan. Xi saat ini sedang dalam kunjungan ke Uzbekistan.

Perdana Menteri Li Keqiang memerintahkan pihak berwenang untuk meningkatkan upaya pencarian dan penyelamatan. Ia juga mendesak tim memprioritaskan perawatan medis bagi korban cedera. Xinhua melaporkan sekitar 200 orang mengalami luka serius.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement