Senin 20 Mar 2017 10:32 WIB

ISIS Bantah Isu Kematian Bahrumsyah

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ilham
Bahrumsyah.
Foto: StraitTimes/Youtube
Bahrumsyah.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- ISIS menegaskan salah satu pejuangnya, Bahrumsyah, tidak dibunuh di Suriah, seperti yang diberitakan sebelumnya. Pernyataan tersebut diungkapkan di media ISIS, Amaq News Agency yang menyebutkan "berita itu palsu, ia masih segar dan sehat."

Bahrumsyah adalah salah satu orang Indonesia pertama yang bergabung ISIS. Ia diyakini berangkat ke Suriah pada tahun 2014 untuk bergabung dengan perang melawan Pemerintah Assad. The Straits Times melaporkan pada Rabu lalu bahwa ia telah tewas dalam serangan bom yang gagal terhadap tentara Suriah, ketika bom bunuh diri meledak sebelum waktunya.

Kabar kematian Bahrumsyah telah beredar luas di Indonesia. Bahkan, sebuah media lokal Daily Monthly membuat kartun ilustrasi dengan caption "kematian Bahrumsyah tidak perlu ditangisi. Tak ada pujian yang didapat."

"Itu bukan Bahrumsyah. Yang tewas itu bahkan bukan dari Indonesia, tapi dari Uzbekistan, menurut ISIS," ujar Institut Analisis Kebijakan Konflik (IPAC) yang berbasis di Jakarta, Sidney Jones seperti dikutip dari Asia Correspondent, Senin (20/3).

Jones menyebutkan, ada kesalahan dalam pemberitaan yang dimuat media yang berbasis di Uni Emirat Arab, Al Masdar. Dia menegaskan, yang tewas adalah Abu Muhammad dari Uzbekistan bukan Abu Muhammad Al Indonesi atau yang dikenal sebagai Bahrumsyah. 

Sementara itu, Densus 88 menolak untuk mengkonfirmasi kematian Bahrumsyah ini. Mereka mengatakan, umumnya kematian rekan militan dibahas melalui komunikasi digital dan mereka memerlukan pemantauan komunikasi antara anggota ISIS Indonesia lain sebelum membuat pengumuman apapun.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan pada Jumat (17/3), pihaknya sedang bekerja sama dengan Interpol untuk mengkonfirmasi apakah rumor itu benar. Bahrumsyah adalah pemimpin Katibah Nusantara, sebuah unit pejuang dari Kepulauan Melayu di Suriah. Kelompok itu juga diyakini membantu mendanai serangan teroris di Jakarta Pusat pada Januari lalu yang menewaskan delapan orang.

Sama seperti Abu Jandal, Bqhrumsyah adalah militan kuat ISIS yang berasal dari Indonesia. Bahkan, istri ketiganya, Nia Kurniawati adalah salah satu dari 17 warga negara Indonesia yang dideportasi dari Turki karena mencoba untuk memasuki Suriah pada Januari lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement