Ahad 16 Apr 2017 10:56 WIB

Korban Serangan Bom Suriah Lebih dari 100 Orang

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Benteng bersejarah di  Aleppo pada tahun pada 10 Agustus 2010 (atas) dan kondisi terakhir 13 Desember 2016.
Foto: Reuters
Benteng bersejarah di Aleppo pada tahun pada 10 Agustus 2010 (atas) dan kondisi terakhir 13 Desember 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO - Lebih dari 100 orang tewas setelah sebuah bom mobil meledak di dekat bus yang hendak mengevakuasi warga Suriah di luar Aleppo pada Sabtu (15/4). Ledakan terjadi di titik evakuasi Rasyidin di selatan kota Aleppo, tempat puluhan bus menunggu antrean selama lebih dari 30 jam.

Dalam sebuah rekaman yang ditayangkan di Suriah TV, puluhan korban tewas terlihat tergeletak di samping bus. Beberapa di antaranya hangus dan barang-barang pribadi mereka menggantung di jendela bus.

Saluran televisi pemerintah itu mengatakan, mobil yang membawa bom awalnya diduga membawa bantuan makanan. Akan tetapi seorang juru bicara pemberontak mengatakan, mobil itu sengaja diparkir di lokasi itu, lalu kemudian ditinggalkan.

Seorang pemimpin senior kelompok pemberontak mengatakan, 20 militan yang berjaga-jaga di bus turut menjadi korban tewas bersama puluhan penumpang lainnya. Yasser Abdellatif, anggota kelompok Ahrar al-Sham yang ikut menegosiasikan kesepakatan evakuasi, mengatakan sedikitnya ada 30 pemberontak yang tewas dalam ledakan tersebut.

Rasyidin adalah sebuah distrik yang dikuasai pemberontak di luar kota Aleppo. Di wilayah itu, bus-bus evakuasi membawa hampir 5.000 orang dari desa-desa yang terkepung, yaitu Foua dan Kfraya. Warga dari dua desa itu sebagian telah dievakuasi pada Jumat (14/4), bersama dengan lebih dari 2.000 warga dari Madaya.

Sebelum ledakan terjadi, Tim Bulan Sabit Merah Suriah telah mendistribusikan makanan kepada para pengungsi. Mereka terjebak di dalam bus setelah meninggalkan rumah-rumah mereka lebih dari 30 jam.

"Orang-orang gelisah akan situasi ini. Ribuan orang terjebak di jalan sepanjang setengah kilometer. Semua dinding, tidak ada toilet," kata Ahmed Afandar, warga yang dievakuasi dari daerah oposisi di Madaya, dikutip Fox News.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement