Rabu 23 Aug 2017 01:36 WIB

AS dan Korut Perang Mulut di Forum PBB

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nur Aini
Peluncuran rudal balistik antarbenua Hwasong-14 di lokasi yang tidak diketahui di Korea Utara.
Foto: AP
Peluncuran rudal balistik antarbenua Hwasong-14 di lokasi yang tidak diketahui di Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Perwakilan Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara sempat beradu argumen dalam forum PBB yang berlangsung di Jenewa, Swiss. Reuters, Selasa (22/8), melaporkan, kedua belah pihak berbeda pandangan soal persenjataan nuklir.

Korut bersikeras mengelak dari pembahasan tentang persoalan tersebut. Namun, AS dan negara-negara sekutunya menghendaki sebaliknya.

Jepang, misalnya, ingin agar dunia internasional bersikap tegas terhadap Korut karena negara pimpinan Kim Jong-un itu terus menjalankan uji coba hulu ledak nuklir. Negeri Matahari Terbit itu merupakan satu negara sekutu AS yang bertetangga dekat dengan Korea Utara.

Meskipun sanksi dari Dewan Keamanan PBB masih berlaku, Korut tetap melanjutkan program uji coba rudal nuklir. Sikap Korut kerap menuai protes dari negara-negara Barat, utamanya AS. Presiden AS Donald Trump telah menegaskan bahwa Korea Utara merupakan "potensi ancaman" bagi Negeri Paman Sam.

Untuk itu, AS sudah mendekati Cina selaku sekutu Korea Utara. Namun, Pyongyang sejauh ini masih mengabaikan imbauan Cina agar Korut menghentikan program militer nuklirnya. Sebelumnya, Korut sempat mengancam akan menarget Guam, kepulauan kecil di Samudra Pasifik yang termasuk dominasi AS.

AS mengaku siap menggunakan "segala yang diperlukan" demi melindungi kepentingan nasionalnya. Demikian kata duta besar AS untuk program pelucutan senjata nuklir di forum PBB di Jenewa, Robert Wood.

Sebagai respons, diplomat Korut Ju Yong Chol lantas menuding AS sebagai ancaman nyata untuk potensi perang nuklir. Chol berdalih, program nuklir Korut dilakukan demi perlindungan nasional negeri komunis itu. "Upaya-upaya Korea Utara dalam mengembangkan roket-roket nuklir luncur antar-benua adalah dapat dibenarkan dan sah demi pertahanan-diri di hadapan ancaman-ancaman nyata dan jelas," kata Ju Yong Chol, seperti dikutip Reuters, Selasa (22/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement