Ahad 03 Dec 2017 11:41 WIB

Gempa Terdeteksi di Dekat Situs Nuklir Korut

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Agus Yulianto
Lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon (Ilustrasi)
Foto: reuters
Lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  SEOUL -- Gempa berkekuatan 2,5 skala Richter (SR) telah terdeteksi di situs nuklir Korea Utara (Korut). Badan Meteorologi Korea (KMA) di Seoul mengatakan gempa tersebut terjadi di Kilju, Provinsi Hamgyeong Utara, sekitar 2,7 km dari situs nuklir Punggye-ri, pada Sabtu (2/12) pukul 07.45 pagi.

"Gempa itu alami dan diyakini terjadi setelah uji coba nuklir keenam," kata KMA, dikutip The Independent.

Rezim Kim Jong-un melakukan uji coba nuklir keenam dan yang paling kuat di lokasi tersebut pada 3 September lalu. Uji coba itu telah merusak struktur geologi dan empat gempa tremor telah terdeteksi sejak saat itu.

Uji coba nuklir ini juga memicu gempa berkekuatan 6,3 SR di Punggye-ri. Kekuatannya hampir 10 kali lebih kuat daripada uji coba 10 kiloton nuklir yang dilakukan Korut tahun lalu.

Kelompok pemantau Korut, 38 North, mengatakan gempa terbaru kali ini dapat mengindikasikan "Tired Mountain Syndrome". Sindrom ini adalah sebuah kondisi saat batu menjadi semakin labil setelah terjadi ledakan nuklir di bawah tanah.

Gempa ini menimbulkan spekulasi, lokasi uji coba nuklir Korut harus ditutup karena getaran. 38 North mengatakan, tidak mungkin Korut mengabaikan situs nuklir sepenuhnya.

Korut baru-baru ini menguji rudal balistik antarbenua terbaru, yaitu Hwasong-15, yang diklaimnya mampu mencapai dataran AS. Para ahli mengatakan, Hwasong-15 tampaknya mampu mengangkut hulu ledak nuklir, meskipun tidak jelas apakah Korut sudah mampu membuat nuklir yang cukup kecil untuk dipasang pada rudal tersebut.

Pada Jumat (1/12), negara bagian AS di Hawaii menguji sirene peringatan serangan nuklir untuk pertama kalinya sejak Perang Dingin. Beberapa ahli percaya, rudal Korut bisa memakan waktu hanya 20 menit untuk mencapai Hawaii. Meskipun Hawaii dilindungi oleh sistem anti-rudal AS, masyarakat setempat akan diberi peringatam untuk melakukan aksi darurat jika alarm dinyalakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement