Rabu 30 Aug 2017 09:50 WIB

Legislator Israel Masuk ke Kompleks Masjid Al-Aqsha

Rep: Marniati/ Red: Agus Yulianto
 Ratusan warga Palestina berunjuk rasa memprotes peziarah yahudi yang masuk ke dalam Komplek Masjid Al Aqsa di Jerusalem (Ilustrasi)
Ratusan warga Palestina berunjuk rasa memprotes peziarah yahudi yang masuk ke dalam Komplek Masjid Al Aqsa di Jerusalem (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Dua anggota sayap kanan parlemen Israel telah memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mencabut larangan yang melarang legislator untuk mengunjungi lokasi tersebut. Dengan didampingi oleh polisi bersenjata berat, Yehuda Glick, dari partai Likud Netanyahu, dan Shuli Mualem-Rafaeli, dari Jewish Home, pergi ke lokasi pada Selasa pagi sebagai bagian dari masa percobaan satu hari.

Kunjungan Legislator Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsa ini mendapat kecaman dari pemimpin Palestina. Para pemimpin Palestina mengutuk langkah tersebut. Juru bicara kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeineh mengatakan, bahwa pemerintah Israel bertanggung jawab atas provokasi di kompleks tersebut.

Masud Ganaim, anggota parlemen Israel dari Palestina, juga mengatakan, mengizinkan politisi sayap kanan ke kompleks al-Aqsa bertujuan untuk memprovokasi sentimen Arab dan Muslim.

Dilansir dari Aljazirah (29/8), pejabat otoritas wakaf Islam yang mengelola situs suci tersebut mengatakan, bahwa kunjungan yang dinilai provokatif ini dilakukan menjelang hari raya Idul Adha. "Kami menunggu untuk melihat bagaimana penduduk Palestina di Yerusalem Timur menafsirkan kunjungan ini," katanya.

Pada Oktober 2015 lalu, Netanyahu menginstruksikan polisi untuk melarang anggota Knesset (Parlemen Israel), atau MKs, mengunjungi situs di Kota Tua Yerusalem Timur yang diduduki Israel. Situs ini adalah situs tersuci dalam Yudaisme dan yang ketiga tersuci dalam Islam, dan ini merupakan inti dari konflik Israel-Palestina.

Pekan lalu, laporan muncul bahwa MKs akan diizinkan untuk mengunjungi situs tersebut, yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Bukit Bait Suci, dalam sebuah percobaan satu hari pada hari Selasa. Israel sekarang mempertimbangkan untuk mengembalikan kunjungan untuk semua legislator.

Orang-orang Palestina menuduh pemerintah Israel mencoba mengubah status quo wilayah tersebut dengan mengizinkan melakukan ibadah Yahudi dan menegaskan kontrol Israel atas kompleks suci tersebut. Namun, Israel membantah tuduhan tersebut..

Sementara itu, dalam ucapan yang membuat marah orang-orang Palestina, Netanyahu mengatakan, bahwa dia tidak akan mencabut permukiman di Tepi Barat manapun. Berbicara dalam sebuah upacara di pemukiman Barkan pada Senin malam, Netanyahu mengatakan, bahwa Israel telah kembali ke tanah leluhur Yahudi untuk selamanya. Ia menambahkan, bahwa di sana tidak akan ada lagi penghancuran permukiman di Tanah Israel.

Abu Rudeineh, juru bicara presiden Palestina, mengecam, pernyataan Netanyahu dan meminta Amerika Serikat untuk menghadapi provokasi ini. Pernyataan Netanyahu datang tak lama setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan Israel untuk mengakhiri tindakan yang melemahkan upaya untuk mencapai solusi dua negara.

Berbicara bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas di ibukota Turki, Ankara, Erdogan mengku, menemukan solusi dan memberikan perdamaian tidak hanya menguntungkan orang-orang Palestina tapi juga keputusan Israel. Dia juga menggambarkan solusi dua negara sebagai tanggung jawab historis masyarakat internasional terhadap rakyat Palestina dan ketegangan baru-baru ini mengenai pembatasan di kompleks Masjid Al-Aqsha di Yerusalem tidak akan menguntungkan siapapun.

"Sebagai Turki, kami selalu mendukung upaya percepatan proses perdamaian. Melanjutkan proses yang diperlukan untuk mengakui dan melindungi hak-hak Palestina," kata Erdogan.

Marniati

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement