Rabu 13 Dec 2017 18:37 WIB

Abbas: Yerusalem akan Selalu Jadi Ibu Kota Palestina

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Mahmoud Abbas
Foto: AP
Mahmoud Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas menilai pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh Amerika Serikat (AS) adalah sebuah kejahatan. Hal ini ia ungkapkan dalam pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki, Rabu (13/12).

Abbas mengungkapkan, keputusan Presiden AS Donald Trump seolah menunjukkan Yerusalem merupakan bagian dari kota Amerika. Oleh karena itu, ia sangat menentang keputusan tersebut. "Yerusalem adalah dan akan selalu menjadi ibu kota Palestina," kata Abbas.

Menurutnya, dengan diakuinya Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh Trump, AS tak lagi bisa menjadi mediator yang jujur dan dapat diandalkan dalam penyelelesaian konflik Palestina-Israel. "Tidak dapat diterima lagi untuk AS memiliki peran dalam proses politik lebih lama karena bias Israel," ujar Abbas.

Pertemuan OKI di Istanbul diselenggarakan atas inisiasi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Pertemuan ini sengaja digelar untuk menyatukan sikap dan suara terkait keputusan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Saya mengundang semua negara yang mendukung hukum internasional untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Palestina yang diduduki. Kita tidak bisa terlambat lagi," ujar Erdogan.

Erdogan pun telah menyerang Israel dengan kritikan yang cukup tajam. "Israel adalah negara pendudukan dan Israel adalah negara yang penuh teror," katanya.

Pekan lalu, Trump telah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pengakuan ini menjadikan AS sebagai negara pertama di dunia yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement