Senin 18 Dec 2017 06:27 WIB

Turki akan Buka Kedubes di Yerusalem Timur

Rep: Ferry Kisihandi/ Red: Elba Damhuri
Presiden AS Donald Trump bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Roosevelt Room Gedung Putih, Selasa, 16 Mei 2017 di Washington.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Donald Trump bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Roosevelt Room Gedung Putih, Selasa, 16 Mei 2017 di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki berkeinginan membuka kedutaan besar di Yerusalem Timur. Hal ini diungkapkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Ahad (17/12), menyusul seruan yang ia sampaikan agar dunia mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.

Meski demikian, belum jelas apa yang akan Erdogan tempuh untuk merealisasikan rencananya itu. Sebab, saat ini Israel mengontrol seluruh wilayah Yerusalem dan menegaskan Yerusalem merupakan ibu kota mereka.

"Insya Allah, hari itu semakin dekat ketika secara resmi, dengan izin Tuhan, kita membuka kedubes di sana," kata Erdogan dalam sebuah pidato di hadapan anggota Partai AKP di Provinsi Karaman.

Konsulat jenderal di Turki di Yerusalem sudah diisi oleh seorang dubes.

Selama ini, kedubes negara-negara yang menjalin hubungan dengan Israel berada di Tel Aviv. Namun, pascapengumuman terkait pengakuan Presiden AS Donald Trump bahwa Yerusalem sebagai ibu kota Israel, AS akan segera memindahkan kedubesnya ke Yerusalem.

Di sisi lain, Palestina telah menegaskan keinginannya bahwa Yerusalem Timur akan menjadi ibu kota setelah merdeka kelak. Yerusalem Timur sekarang ini diambil oleh Israel setelah mereka menang dalam Perang 1967. Dunia internasional tak mengakui aneksasi Israel atas Yerusalem.

Dalam pertemuan darurat pada 13-14 Desember lalu, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menolak pengakuan Trump. Sebaliknya, organisasi beranggotakan 57 negara itu menyatakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement