REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi Israel menyerbu sebuah rumah sakit di Yerusalem Timur dan menangkap sejumlah keluarga pasien dari Gaza pada Kamis (2/11/2023), menurut pernyataan polisi dan media Palestina. Kantor berita Ma'an mengatakan, sejumlah besar petugas menggerebek Rumah Sakit al-Makassed setelah mengepungnya dan menempatkan petugas di atap rumah sakit.
Polisi Israel mengatakan, mereka menangkap 11 warga Gaza dan satu warga Palestina dari Tepi Barat yang 'bersembunyi' di rumah sakit. Para tahanan dipindahkan ke polisi Distrik Yerusalem untuk diinterogasi.
Sebuah sumber mengatakan kepada Middle East Eye (MEE) bahwa mereka yang ditangkap adalah warga Palestina dari Gaza yang datang ke Yerusalem berdasarkan izin yang dikeluarkan Israel untuk menemani pasien dari daerah kantong yang terkepung.
Siraj Abu Arafa, seorang pengacara di Pusat Informasi Wadi Hilweh yang berbasis di Yerusalem mengatakan, 12 orang ditangkap, termasuk “perempuan, laki-laki muda dan seorang anak laki-laki”.
Salah satu pasien mengatakan kepada MEE bahwa ayahnya, seorang pengunjung, ditahan setelah tentara Israel memasuki rumah sakit. Dia menginap di karavan untuk pengunjung.
“Mereka mencari warga Gaza. Mereka menahan siapa pun dari Gaza. Saya takut,” katanya.
“Bagaimana mereka bisa menyerbu rumah sakit dan menahan pengunjung? Saya tidak percaya.
“Sebagai pasien, saya sekarang sendirian, tanpa ayah atau anggota keluarga.”
Samira Oweina, seorang anggota staf rumah sakit, mengatakan kepada MEE bahwa dia melihat polisi menahan sekitar 10 wanita lanjut usia dan anak-anak dari unit gawat darurat saat sedang berkunjung.
Haaretz melaporkan bahwa salah satu tahanan adalah saudara perempuan dari anggota Brigade Izz al-Din al-Qassam, sayap militer Hamas. Polisi juga memanggil wakil direktur rumah sakit untuk dimintai keterangan.
Israel mengerahkan pasukannya ke Gaza akhir pekan lalu setelah berminggu-minggu melakukan serangan udara, darat dan laut di wilayah yang terkepung sebagai pembalasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.400 warga Israel dan sedikitnya 220 orang ditawan.