Kamis 24 May 2018 20:33 WIB

Parlemen Inggris Desak Penjualan Senjata ke Israel Disetop

Gerakan ini muncul setelah pembantaian tentara Israel terhadap warga Palestina

Rep: Crystal Liestya Purnama/ Red: Bilal Ramadhan
Anggota parlemen Inggris, Richard Burden
Foto: Birmingham Post
Anggota parlemen Inggris, Richard Burden

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah gerakan yang disponsori oleh beberapa anggota parlemen Inggris mendesak pemerintah untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel. Gerakan itu muncul setelah pembantaian yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap warga sipil Palestina yang melakukan aksi unjuk rasa damai.

Gerakan yang dinamakan sebagai The Early Day Motion itu didukung olehsejumlah anggota parlemen termasuk Richard Burden dari Labour Party atau Partai Buruh. Gerakan tersebut mencatat dengan keprihatinan bahwa lisensi Inggris telah diberikan dalam dua tahun terakhir untuk ekspor ke Israel dari kategori komponen senjata dan senjata.

Menurut para anggota parlemen tersebut, senjata dan komponen itu. Termasuk sniper dan senapan serbu, pistol, pemandangan senjata, peralatan penargetan, amunisi untuk senjata kecil dan granat, tabung asap, tank, helikopter tempur dan helikopter militer, dukungan militer dan pesawat tempur, serta peralatan perlindungan pengendalian huru hara sipil.

Mosi tersebut mengungkapkan kekhawatiran bahwa menteri pemerintah telah menyatakan bahwa mereka tidak mengumpulkan data tentang penggunaan peralatan tersebut setelah penjualan. Para anggota parlemen itu mencatat bahwa kriteria dua dan empat dari kriteria terkonsolidasi pada ekspor senjata menghalangi perizinan di mana ada risiko bahwa barang akan digunakan untuk penindasan internal atau dalam pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional.

Mereka juga meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kebutuhan untuk tidak mempengaruhi stabilitas regional yang merugikan dalam cara yang signifikan. Selain itu juga dengan terang-terangan memfasilitasi penggunaan senjata api oleh pasukan Israel melawan Palestina di Gaza.

Mosi itu diakhiri dengan menyebut permintaan untuk penangguhan penjualan persenjataan Inggris ke Israel kecuali dapat dibuktikan bahwa senjata dan komponen yang diimpor dari Inggris hanya digunakan sesuai dengan kriteria konsolidasi. Badan amal Inggris War on Want juga termasuk di antara mereka yang mendesak dukungan untuk The Early Day Motion.

"Pemerintah Inggris secara langsung terlibat dalam kekerasan Israel terhadap Palestina, dan tahu bahwa senjata-senjata ini digunakan untuk kekerasan brutal dan untuk pelanggaran berat hukum internasional, namun pihaknya memungkinkan perdagangan senjata ini berlanjut," kata badan amal tersebut, dikutip Middle East Monitor, Kamis (24/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement