Selasa 03 Mar 2015 16:35 WIB

Libya akan Lakukan Perundingan Kembali

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
A tank belonging to the Western Shield, fires during a clash with rival militias in west of Tripoli, Friday. The worst violence since the 2011 rebellion in Libya has triggered human trafficking. (Illustration)
Foto: Reuters/stringer
A tank belonging to the Western Shield, fires during a clash with rival militias in west of Tripoli, Friday. The worst violence since the 2011 rebellion in Libya has triggered human trafficking. (Illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Libya memutuskan melakukan perundingan kembali dengan ditengahi PBB. Perundingan ini untuk mendapatkan solusi krisis yang dialami Libya sejak 2011.

Dilansir dari Al Jazeera, Senin (2/3), anggota parlemen Abu Bakar Beira mengatakan negosiasi akan dilanjutkan setelah dia bertemu dengan utusan khusus PBB untuk Libya Bernardino Leon. Namun, pemerintah resmi yang berbasis di Tobruk mengatakan akan datang dalam pertemuan jika diakui hanya sebagai satu-satunya pemerintah.

Wakil Kepala Komite Pertahanan mengatakan Parlemen telah menunjuk Jenderal Khalifa Belqasem Haftar sebagai komandan militer. Haftar telah menjadi salah satu tokoh penting pascarevolusi Libya.

Dia bergabung untuk melakukan pemberontakan Gaddafi pada 2011 dan kembali muncul di panggung politik tahun lalu. Mei 2014 dia mulai menyatakan diri berperang melawan militan di timur kota Benghazi.

Haftar medapat dukungan dari warga Libya yang lelah melihat kekacauan di negaranya. Warga Libya tetap mengkritik serangan udara dan serangan terhadap bandara sipil dan pelabuhan laut.

Haftar telah bergabung dengan militer untuk melawan kelompok bersenjata yang berbeda. Dia juga menargetkan melawan pasukan yang membela Libya Dawn. n Ratna Ajeng Tejomukti

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement