Ahad 19 Apr 2015 11:23 WIB

PBB Siapkan Rp 3.500 Triliun Selesaikan Konflik Yaman

Rep: C33/ Red: Erik Purnama Putra
Sslah satu sudut kota di Yaman, usai perang.
Foto: Reuters
Sslah satu sudut kota di Yaman, usai perang.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyiapkan dana sebesar 275 miliar dolar AS atau sekitar Rp 3.500 triliun sebagai program kemanusiaan guna menyelesaikan konflik Yaman. Dana tersebut akan digunakan untuk membantu warga sipil yang terperangkap dalam konflik yang semakin memburuk di Yaman.

 

Dilansir dari BBC, Ahad (19/4), sekitar 150 ribu warga telah mengungsi akibat pertempuran. Selain itu, menurut PBB masih ada 12 juta orang kekurangan makanan. Sebelumnya, pasukan koalisi yang dipimpin Saudi telah membom pihak pemberontak Yaman. Koalisi itu berhasil membom 18 dari 22 provinsi wilayah kekuasaan pemberontak di Yaman. Hal itu malah makin memperburuk krisis kemanusiaan yang ada.

PBB mengatakan 731 orang tewas dan 2.754 terluka. Korban lebih banyak dari warga sipil antara bulan Maret dan April. "Keluarga yang berjuang untuk mengakses layanan kesehatan, air, makanan dan bahan bakar merupakan persyaratan dasar untuk kelangsungan hidup mereka," kata Johannes Van Der Klaauw, koordinator kemanusiaan PBB untuk Yaman."

Untuk meningkatkan bantuan, kita sangat membutuhkan sumber daya tambahan. Saya mendorong donor untuk bertindak sekarang untuk mendukung rakyat Yaman saat ini sangat membutuhkan," tuturnya.

PBB mengatakan setidaknya 150 ribu orang terlantar akibat pertempuran itu. Banyak dari mereka berada di tempat penampungan sementara. Bahkan menurut PBB, sebelum konflik saat ini, ada 15,9 juta orang atau 61 persen dari populasi Yaman diperkirakan membutuhkan beberapa jenis bantuan kemanusiaan.

 

Selain itu, pada hari Jumat, para pejabat keamanan mengatakan militan al-Qaeda menyerbu pasukan Yaman dan menguasai gudang senjata di provinsi Hadramawt timur. Para militan dilaporkan menyita puluhan tank, peluncur roket, dan senjata ringan. Hingga saat ini, Pertempuran di Yaman telah memaksa diasingkannya Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement