Sabtu 28 Nov 2015 17:38 WIB

Rusia Serang Wilayah Penduduk Suriah Keturunan Turki

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Didi Purwadi
Kepulan asap dari serangan udara Rusia di wilayah Salma, Provinsi Latakia, Suriah, 13 Oktober 2015.
Foto: EPA
Kepulan asap dari serangan udara Rusia di wilayah Salma, Provinsi Latakia, Suriah, 13 Oktober 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menurut analisis data yang dihimpun Reuters, serangan udara Rusia di barat laut Suriah menargetkan daerah etnis Turkmen yang masih keturunan Turki. Analisa ini membantu menjelaskan meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Turki setelah sebuah pesawat tempur Rusia yang ditembak jatuh Turki, Selasa (24/11).

Sebelumnya, Turki telah mengutuk pemboman Rusia dari kota-kota dan desa-desa di bagian sebelah barat provinsi Latakia, Suriah. Area ini didiami etnis Turkmen yaitu warga Suriah keturunan Turki.

Data Kementerian Pertahanan Rusia yang dikumpulkan oleh Reuters, menunjukkan serangan bom telah terjadi sedikitnya 17 lokasi di daerah Turkmen sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan memulai serangan udara pada 30 September 2015.

‘’Rudal Rusia telah menghancurkan bunker amunisi dan pabrik bom di kota-kota termasuk Salma, Ghmam, dan Kesladshuq di sebelah barat pegunungan Alawit Suriah,’’ menurut data yang dikatakan kelompok kemanusiaan seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Sabtu (28/11).

(Baca: 5 senjata perang Turki yang harus diwaspadai Rusia)

Salma, yang menjadi populasi mayoritas Turkmen, telah dibom pada setidaknya delapan kali dan mengalami beberapa serangan yang paling terkonsentrasi secara geografis.

Jet Rusia telah menyerang 15 target yang terpisah dalam radius 13 kilometer yang digunakan sebagai dasar oleh pemberontak Turki yang didukung dalam perjuangan mereka melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

"Rusia membom desa Turkmen sebelum jatuhnya pesawat. Ribuan keluarga Turkmen telah didorong ke perbatasan,’’ ujar  kepala Dewan Tinggi Turkmen di Suriah, Samir Alo. (Baca: Ini 10 Foto Paling Mencengangkan di Dunia, Salah Satunya di Indonesia)

Pejabat senior Turki mengatakan, Turkmen adalah kerabat etnis Turki, tetapi dunia harus memahami bahwa ada masalah yang lebih besar yang dipertaruhkan di sini.

‘’Kami sangat khawatir bahwa koalisi anti-negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sedang dilemahkan oleh pemboman tersebut. Bagaimana bisa serangan melawan ISIS dilakukan dengan membom pemberontak ini yang benar-benar melawan ISIS?" katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement