Jumat 23 Sep 2016 15:29 WIB

Erdogan Kecam Pasokan Senjata AS ke Milisi Kurdi

Rep: MgRol81/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: EPA
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh AS memberi lebih banyak pasokan senjata untuk pejuang Kurdi di Suriah utara pekan ini. Erdogan berpendapat, AS telah  mengirimkan dua pesawat berisi senjata kepada kelompok yang Ankara sebut sebagai teroris.

Komentar Erdogan dalam pidato di New York pada Kamis (22/9) semakin menambah ketegangan antara Turki dan Washington terkait dukungan AS untuk pasukan YPG Kurdi yang terlibat dalam operasi melawan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Turki adalah anggota koalisi pimpinan AS dalam melawan ISIS.

Tapi kedua negara ini memiliki perbedaan pandangan terhadap pejuang YPG Suriah Kurdi. Turki menganggap pejuang Kurdi dan partainya PYD sebagai perpanjangan dari militan Kurdi yang telah memberontak selama tiga dekade di Turki.

"Jika Anda berpikir Anda dapat menyelesaikan Daesh (ISIS) dengan bantuan YPG dan PYD, Anda tidak bisa, karena mereka adalah kelompok teroris juga," ujar Erdogan dalam sebuah komentar yang disiarkan televisi Turki.

"Tiga hari yang lalu Amerika mengirimkan dua pesawat berisi senjata di Ayn al-Arab untuk kelompok teror ini," katanya, ia juga menambahkan telah mengangkat isu ini dengan Wakil Presiden AS Joe Biden pada Rabu. Namun Biden mengaku tidak tahu menahu tentang ini.

Amerika Serikat, yang melihat YPG sebagai mitra strategis utama dalam memerangi ISIS di Suriah, pernah memberikan senjata untuk kelompok ini di kota dengan mayoritas warga Kurdi, Ayn al-Arab, pada 2014. Menurut Erdogan, setengah dari senjata itu disita oleh pejuang ISIS.

Ayn al-Arab dikepung oleh ISIS selama empat bulan pada akhir tahun 2014. Kota Jarabulus di perbatasan Suriah juga sempat dikuasai oleh ISIS, sebelum akhirnya mereka terusir setelah kalah dalam operasi militer Turki yang disebut "Efrat Shield".

Operasi ini awalnya dirancang untuk membersihkan ISIS dari daerah perbatasan selatan Turki, tetapi operasi itu berujung membawa konflik antara YPG dan pasukan Turki serta pemberontak Suriah.

Juru bicara Erdogan Ibrahim Kalin, mengesampingkan kemungkinan Turki akan bergabung bersama koalisi AS dalam operasi militer di kota Raqqa jika YPG dan pejuang-pejuang Kurdi juga ambil bagian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement