Ahad 26 Nov 2017 04:38 WIB

Serangan di Masjid Sinai Utara Berlangsung Sekitar 20 Menit

Rep: Reja Irfa Widodo / Red: Ratna Puspita
 Sebuah gambar ambil yang diambil dari rekaman video menunjukkan orang-orang dan ambulans menunggu untuk mengevakuasi korban di luar masjid yang diserang di kota utara Arish, Semenanjung Sinai, Mesir, Jumat (24/11).
Foto: EPA/Stringer
Sebuah gambar ambil yang diambil dari rekaman video menunjukkan orang-orang dan ambulans menunggu untuk mengevakuasi korban di luar masjid yang diserang di kota utara Arish, Semenanjung Sinai, Mesir, Jumat (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Setidaknya 305 orang, termasuk 27 anak-anak, meninggal dunia dalam serangan teror di masjid di Kota Bir Al Abd, Sinai Utara, Mesir, Jumat (24/11) waktu setempat. Selain itu, 128 orang mengalami luka-luka dan dirawat di sejumlah rumah sakit setempat. Serangan tersebut terjadi pada saat jamaah tengah melaksanakan ibadah shalat Jumat.

Menurut salah satu saksi mata, Ebid Salem Mansour (38 tahun), serangan tersebut terjadi sekitar 20 menit. Pada saat itu, imam shalat jumat tengah bersiap-siap naik ke mimbar untuk menyampaikan khutbah Jumat. 

Namun, tiba-tiba terdengar suara tembakan dan diikuti ledakan. "Kami langsung menyadari, masjid ini tengah diserang," kata Ebid kepada Associated Press seperti dikutip CBS, Sabtu (25/11) waktu setempat.

Ebid, yang bekerja di pabrik garam di Bir al Abd itu, menuturkan, pada saat serangan terjadi, suasana di dalam masjid begitu mencekam dan para jamaah begitu panik serta histeris. Banyak jamaah yang meloncat melalui jendela dan berlarian di sekitar lorong menuju tempat mengambil air wudhu. 

"Pada saat itu, semua orang tiarap dan menundukan kepalanya. Jika tidak, maka Anda akan tertembak. Pada awalnya, penembakan itu berlangsung secara acak, namun lama kelamaan tembakan itu mulai terarah," kata Ebid, yang mengalami dua luka tembak di kaki dan dirawat di Rumah Sakit di Kota Ismailia.

Ebid pun bersyukur bisa selamat dari serangan teror, yang disebut sebagai serangan teror paling mematikan dalam sejarah Mesir tersebut. "Saya tahu saya mengalami luka, tapi saat itu, saya dalam kondisi lebih takut daripada terluka. Saya seperti sudah begitu dekat dengan kematian," tuturnya.

Menurut keterangan Kepala Kantor Kejaksaan Mesir, Nabil Sadeq, serangan teror itu dilakukan sekitar 25 hingga 30 orang. Mereka menggunakan lima mobil jenis SUV dan berada di depan pintu masuk masjid. 

Selain menggunakan bom, para pelaku serangan teror tersebut juga menembak menggunakan senjata otomatis. Tidak hanya itu, mereka juga membakar sejumlah kendaraan milik jamaah.

Sementara, menurut pejabat di Kementerian Kesehatan, sekitar 50 mobil ambulan dikerahkan untuk mengevakuasi korban dan membawanya ke rumah sakit terdekat. "Ada begitu banyak orang di dalam masjid tersebut. Masjid itu hanya masjid kecil," tutur pejabat Kementerian Kesehatan tersebut kepada Aljazirah TV.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement