Kamis 22 Feb 2018 14:01 WIB

Netanyahu Klaim Intelnya Gagalkan Serangan ISIS di Australia

Unit intelijen Israel bernama 8200 memberikan informasi rencana serangan teror itu.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Budi Raharjo
  Pasukan gabungan Australia dan Selandia Baru akan diterjunkan melatih tentara Irak melawan pasukan ISIS.
Foto: AFP
Pasukan gabungan Australia dan Selandia Baru akan diterjunkan melatih tentara Irak melawan pasukan ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa intelijen Israel telah menggagalkan dugaan rencana kelompok militan ISIS untuk meledakkan sebuah pesawat dari Sydney. ISIS menggunakan perangkat yang diselundupkan ke dalam sebuah alat pencincang daging.

"Dinas intelijen Israel menggagalkan dengan menurunkan pesawat Australia, sebuah pembantaian yang tak terbayangkan," kata Netanyahu dalam sebuah konferensi Yahudi Amerika di Yerusalem, Rabu (21/2) waktu setempat, dikutip The Guardian.

"Ini akan menyebabkan gangguan transportasi udara global dan ini hanya satu dari sekian banyak serangan teroris yang telah kami gagalkan di seluruh dunia," ujarnya seraya menduga bom tersebut adalah operasi ISIS.

Tentara Israel mengatakan salah satu unit intelijennya, yang diberi nama 8200, memberikan informasi pada 2017 yang menyebabkan penangkapan militan ISIS yang sedang bekerja untuk melaksanakan serangan tersebut. Unit elite mengumpulkan dan menganalisis intelijen dengan menggunakan teknologi informasi yang canggih.

Militer Israel mengatakan menggagalkan serangan yang diduga menyelamatkan nyawa puluhan orang. Namun tidak mengatakan penerbangan mana yang menjadi sasarannya.

Pada tahun lalu dua laki-laki bersaudara ditangkap di Sydney, Khaled Khayat dan Mahmoud Khayat. Mereka ditugaskan untuk menjatuhkan sebuah jet penumpang Etihad Airways yang diperuntukkan untuk terbang ke Abu Dhabi dari Sydney.

Mereka dituduh mencoba menyelundupkan alat improvisasi ke dalam sebuah alat pencincang daging ke sebuah pesawat karena akan meninggalkan Sydney pada 15 Juli. Namun usaha tersebut digagalkan sebelum tujuan mereka tercapai dengan aman.

Polisi Australia mengatakan bahwa rencana itu diatur oleh seorang anggota senior ISIS dari luar negeri. Kemudian dicegah saat badan intelijen asing mencegat komunikasi dari militan Suriah tersebut.

Beberapa hari setelah penangkapan, menteri dalam negeri Lebanon mengatakan Beirut telah memantau saudara-saudaranya selama lebih dari satu tahun dan telah bekerja dengan pihak berwenang Australia untuk mengacaukan dugaan serangan tersebut.

Awal pekan ini Etihad mengonfirmasi bahwa pihaknya bekerja sama dengan pihak berwenang Australia dalam penyelidikan mereka mengenai dugaan serangan yang melibatkan jet penumpangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement