Jumat 30 Oct 2020 15:28 WIB

Turki Kecam Serangan di Nice

Turki menyeru pemimpin Prancis menghindari retorika yang menghasut.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi Prancis berjaga di dekat Gereja Notre Dame di Nice, selatan Prancis, Kamis, 29 Oktober. Presiden Prancis Emmanuel Macron menambah hingga 7.000 tentara untuk berjaga usai serangan pisau yang menewasakn tiga orang, Kamis.
Foto: Eric Gaillard/Pool via AP
Polisi Prancis berjaga di dekat Gereja Notre Dame di Nice, selatan Prancis, Kamis, 29 Oktober. Presiden Prancis Emmanuel Macron menambah hingga 7.000 tentara untuk berjaga usai serangan pisau yang menewasakn tiga orang, Kamis.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kementerian Luar Negeri Turki mengutuk keras serangan pisau mematikan di Kota Nice, Prancis, Kamis (29/10). Ankara menyatakan berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Prancis melawan kekerasan dan terorisme.

"Kami mengutuk keras serangan yang dilakukan hari ini di dalam gereja Notre-Dame di Nice," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri saat menyampaikan belasungkawa kepada kerabat para korban.

Baca Juga

Seorang penyerang yang memegang pisau menewaskan tiga orang dalam aksi teroris yang diduga di sebuah gereja di Kota Nice pada 29 Oktober. Sementara seorang pria bersenjata ditembak mati oleh polisi dalam insiden terpisah.

Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki, Fahrettin Altun, mengatakan Islam tidak dapat digunakan atas nama terorisme dan mengutuk serangan itu. "Kami menyerukan kepada kepemimpinan Prancis untuk menghindari retorika yang menghasut lebih lanjut terhadap Muslim dan fokus, sebaliknya, menemukan pelaku ini dan tindakan kekerasan lainnya," tulis Altun di Twitter.

Dikutip dari Hurriyetdailynews, Altun juga menegaskan, Turki akan terus menghadapi politisi mana pun yang menghina agama dan nilai-nilainya. Dia memperbarui seruan Turki untuk kerja sama melawan terorisme dan ekstremisme.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement