Senin 05 Apr 2010 02:29 WIB

China-Iran Sepakat, Sanksi Nuklir Tak Efektif

BEIJING--Iran dan China sepakat dalam pembicaraan di Beijing bahwa sanksi terhadap Iran terkait program nuklirnya "tidak efektif", kata kepala perunding nuklir Iran, Saeed Jalili, Jumat, setelah bertemu dengan menteri luar negeri China dan para pejabat lainnya di Beijing.

"Dalam pembicaraan-pembicaraan kami dengan China telah disepakati bahwa, alat seperti sanksi tidak akan efektif," kata Jalili dalam konferensi pers di ibukota China, berbicara melalui seorang penerjemah.

Dia mengatakan, pihaknya tak bisa menerima ancaman sanksi untuk menekan Teheran, berkaitan dengan penawaran bahan bakar nuklir yang didukung Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Ditanya apakah China akan mendukung sanksi mengenai Iran berkaitan dengan program nuklirnya, dia menegaskan: "Hal itu terserah kepada China untuk menjawabnya."

Amerika Serikat mengatakan dalam pekan ini, bahwa enam negara kuat dunia, termasuk China dan Rusia, sepakat dalam perundingan mengenai kemungkinan dikeluarkannya putaran baru sanksi terhadap Iran berkaitan dengan program nuklirnya.

Beijing tidak mengomentari langsung apakah pihaknya mendukung larangan lanjutan terhadap Iran, namun para diplomat menurunkan ungkapan yang mereka gunakan pada awal tahun ini, bahwa sanksi-sanksi tersebut tidak menawarkan 'solusi yang mendasar.'

Menteri Luar Negeri China, Yang Jiechi, menyerukan agar bersikap lebih luwes dalam perundingan-perundingan dengan Jalili, yang terbang ke Beijing Kamis, menurut laporan kantor berita China, Xinhua.

Beijing, seperti juga Moskow, enggan mendukung tiga putaran sanksi PBB sebelumnya terhadap Teheran, untuk menghentikan pengayaan uranium seperti yang dituntut oleh lima resolusi Dewan Keamanan PBB.

Iran menolak tuduhan negara-negara Barat bahwa program atomnya bertujuan untuk mengembangkan bom nuklir, dan menegaskan, bahwa pengayaan uranium adalah hak kedaulatannya.Teheran menegaskan bahwa program nuklirnya semata-mata dimaksudkan untuk pembangkit listrik, untuk keperluan damai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement