Kamis 15 Apr 2010 22:26 WIB

Popularitas Obama Semakin Menurun

Rep: Wulan Tunjung Palupi/ Red: Ririn Sjafriani
Tampak Presiden Barrack Obama tengah berpidato di sebuah tayangan televisi
Foto: AP
Tampak Presiden Barrack Obama tengah berpidato di sebuah tayangan televisi

WASHINGTON--Survei terbaru yang dilakukan oleh Associated Press-Gfk menunjukkan kepopuleran Presiden Obama dan kader Partai Demokrat lainnya berada dalam titik terendah setelah berhasil meloloskan UU Jaminan Kesehatan. Padahal di saat yang sama ekonomi AS mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

Hasil survei menunjukkan, medan politik bagi Obama dan Demokrat menuju pemilu sela kongres adalah pertarungan yang berat. Hal ini tentunya merupakan kabar gembira dan meningkatkan harapan Republik untuk kembali berkuasa pada pemilu nanti.

Berdasarkan hasil survey tersebut, hanya 49 persen orang yang mendukung kebijakan Obama dan hanya 44 persen yang menyatakan menyukai cara Obama menangani persoalan, misalnya masalah kesehatan dan ekonomi.

September 2009, Obama mencapai titik terendah yakni tingkat kepopuleran sebesar 50 persen pada jajak pendapat yang menekankan masalah pengangguran. Sementara pada Februari 2009, tak lama setelah ia menjabat sebagai presiden angka yang diperoleh Obama masih sebanyak 67 persen.

Berita lebih buruk untuk anggota Partai Demokrat lainnya. Untuk pertama kalinya tahun ini, hampir sama banyak orang Amerika yang mendukung Demokrat maupun Republik yakni 41 persen dan 38 persen. Demokrat juga telah kehilangan keunggulan mereka pada bidang ekonomi, kini orang-orang percaya pada keduanya, baik Republik dan Demokrat untuk mennagani masalah ekonomi. Hal ini baru terjadi pada 2010.

Sekitar separuh warga yang disurvey bahkan ingin memecat anggota kongres yang dipilihnya sendiri. Menambah masalah yang dihadapi Demokrat, masyarakat yang menentang UU Jaminan Kesehatan semakin banyak, kini berada pada posisi 50 persen yang menentang, ukuran paling buruk selama 2010.

Orang-orang juga memiliki pandangan yang suram mengenai ekonomi meskipun perusahaan-perusahaan sudah mulai menambah karyawan, termasuk tambahan 162 ribu lapangan kerja baru di bulan Maret. Sebanyak 67 persen warga yang disurvey menganggap ekonomi masih stagnan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement