Rabu 28 Apr 2010 20:27 WIB

Arab Bank Pecat 70 Persen Pegawainya di Gaza

Red: irf
Kantor cabang Arab Bank
Kantor cabang Arab Bank

GAZA--Arab Bank, yang berpusat di Amman, Jordania, awal pekan ini memutuskan untuk memutuskan hubungan kerja 70 persen pegawainya di tiga cabangnya di Jalur Gaza. Tindakan tersebut dipandang oleh banyak ahli ekonomi di Jalur Gaza, Selasa, sebagai tindakan untuk melakukan penutupan semua cabang itu di daerah kantung yang menghadapi blokade Israel tersebut.

Ahli ekonomi itu serta para pengamat di Jalur Gaza tak mengesampingkan bahwa tindakan Arab Bank tersebut adalah hasil dari kesepakatan yang dicapai antara bank itu dan Israel. Pada Ahad lalu, bagian administrasi ketiga cabang bank tersebut di Jalur Gaza mengadakan pertemuan dengan semua 103 pegawai mereka guna mencapai kesepakatan tentang tawaran pemutusan hubungan kerja itu bagi sebagian besar pegawai mereka.

Pegawai mengatakan, mereka diberi tahu bahwa keputusan tersebut diambil akibat blokade Israel.

Israel telah memperketat blokade atas Jalur Gaza sejak Hamas menguasai Gaza. Pembatasan diberlakukan atas samua bank di daerah kantung yang menghadapi blokade itu, terutama pengiriman uang, yang mengakibatkan kerugian besar bagi beberapa bank, termasuk Arab Bank.

Seorang pegawai senior Arab bank, yang tak ingin disebutkan jati dirinya, mengatakan keputusan untuk memutuskan hubungan kerja 70 persen pegawai bank tersebut di Jalur Gaza diambil oleh administrasi pusat Arab Bank --yang berpusat di Jordania. Ditambahkannya, pegawai menerima tawaran menarik untuk melepaskan pekerjaan mereka.

Arab Bank, yang memiliki cabang di seluruh dunia, adalah lembaga keuangan sektor swasta pertama di dunia Arab. Bank tersebut memiliki 500 cabang di 30 negara, terutama di Prancis, Dubai, Bahrain, Singapura, Frankfurt dan New York. Pada 2008, Arab Bank diklasifikasikan sebagai salah satu lembaga keuangan terbesar di seluruh dunia, dengan keuntungan mencapai 782,8 juta dolar AS pada 2009, dan total simpanan di berbagai cabang bank itu di seluruh dunia mencapai 50,6 miliar dolar AS.

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement