Ahad 23 May 2010 23:33 WIB

Lagi, Pangkalan NATO di Afghanistan Diserang

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL--Roket-roket ditembakkan ke pangkalan militer utama NATO di Afghanistan selatan Sabtu. Serangan itu memaksa semua petugas keamanannya terjepit dan menyebabkan sejumlah orang cedera, kata seorang juru bicara persekutuan militer tersebut.

Lima roket ditembakkan di pangkalan itu sebelum pukul 21:00 waktu setempat, dan salah satunya mendarat di dekat jalur perbelanjaan dan lainnya di dekat kawasan landas helikopter, kata para kontraktor yang bekerja di pangkalan itu. "Kami mendapat beberapa tembakan tak langsung di sekitar ini," kata Mayor Brian DeSantis, juru bicara Pangkalan Udara Kandahar.

Dia menambahkan bahwa dia tak mendengar tembakan senjata-senjata kecil. Seorang juru bicara pangkalan kemudian mengatakan, kelompok gerilya berusaha memasuki pangkalan dari sisi utara. "Mereka dipukul mundur oleh pasukan keamanan," kata juru bicara itu. "Sejumlah personil dan pekerja sipil cedera dan mendapatkan perawatan medis. Tidak ada konfirmasi korban tewas."

Pangkalan udara itu adalah pangkalan utama bagi tentara untuk memerangi pemberontakan yang dipimpin Taliban yang dikonsentrasikan di provinsi selatan, Kandahar, dan kini rumah bagi sekitar 23.000 petugas, menurut militer.  Di situ NATO dan Amerika Serikat menempatkan 130.000 tentara untuk memerangi gerilyawan, dengan tambahan 20.000 pada Agustus, sebagian besar akan disebarkan di Afghanistan selatan.

Pangkalan yang terletak di pinggir kota Kandahar, ibu kota propvinsi, sering dihantam tembakan roket.  Ini adalah serangan ketiga terhadap pasukan internasional dalam sepekan ini, setelah satu serangan bunuh diri di ibu kota Selasa lalu, dan serangan di Pangkalan Udara Bagram, sekitar 60 kilometer di utara Kabul pada hari berikutnya.

Pertempuran tujuh jam di Bagram mengakibatkan kematian seorang pekerja kontrak Amerika dan 16 gerilyawan, kata NATO. Sembilan serdadu NATO cedera dalam pertempuran itu.

Pada awal bulan ini, Taliban mengumumkan operasi serangan baru di seluruh negeri Pakistan, dengan target para diplomat, anggota parlemen Afghanistan dan para kontraktor asing di samping pasukan asing di negara tersebut.

sumber : Ant/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement