Jumat 18 Jun 2010 10:29 WIB

Pengungsi Korban Kekerasan di Kyrgiz Takut Pulang

Rep: Ilyas/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, OSH--Erkin Saipedinov cepat-cepat mempelajari dasar-dasar operasi ketika bergabung dengan puluhan ribu pengungsi akibat peristiwa etnis berdarah di Kota Osh, Kyrgiztan.

Sebagai Seorang dokter profesional, saat ini dia hanya melakukan operasi darurat di masjid yang hanya berjarak beberapa meter dari perbatasan Uzbekistan. Bahkan dalam sehari sebanyak 300 orang membutuhkan pengobatan medis dalam kondisi lingkungan yang kumuh. Penyakit tersebut mulai menyebar ke pengungsi yang lain.

"Kami telah melakukan praktik tanpa obat, padahal kondisi betul-betul parah," kata Saipedinov, Kamis (17/6). Di balik seprai, kata dia, ada seorang anak muda menderita diare akut yang tetap infus. "Dan kami tidak memiliki bantuan psikologis.”

Bentrokan antara kelompok utama etnis Kyrgiztan Selatan, yakni Kirgiz dan Uzbeks telah menewaskan sedikitnya 191 orang sejak 10 Juni lalu. Beberapa pengamat menaksir korban hampir mencapai 1.000 orang.

Kekacauan di Kirgiztan sudah terjadi sejak April lalu. Saat itu pemberontakan menggulingkan Presiden Kurmanbek Bakiyev, sehingga memerlukan pemerintah yang berkuasa untuk sementara.

Pembunuhan telah surut sejak dua hari terakhir, tetapi sebanyak 100 ribu orang meninggalkan rumah mereka dan mendirikan perkemahan di Ferghana Valley, yang merupakan perbatasan wilayah antara Kyrgiztan dan Uzbekistan.

sumber : Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement