Senin 30 Aug 2010 20:02 WIB

Mongolia Adakan Rapat Kabinet di Tengah Gurun Gobi

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, GASHUUNII KHOOLOI--Sebanyak 12 orang menteri di pemerintahan Mongolia, Jumat (30/8), mengadakan pertemuan yang diadakan di tengah panas terik Gashuunii Khooloi, sebuah lembah berpasir di Provinsi Gobi Selatan, sekitar 415 mil (670 kilometer) selatan Ulan Bator, ibukota negara. Mereka ingin menarik perhatian dunia sekaligus membahas tentang keprihatinan terhadap perubahan iklim global.

Para petinggi negara tersebut mengenakan topi bisbol berwarna hijau gelap yang bertuliskan 'Save Our Planet'. Mereka juga mengenakan jas dan dasi saat melakukan pertemuan itu. Sebelumnya, mereka harus menempuh perjalanan selama 15 jam dengan menggunakan mobil jip menuju tempat tersebut.

"Mongolia sudah merasakan dampak perubahan iklim global," kata Perdana Menteri Mongolia, Batbold Sukhbaatar, Ahad (29/8).

Batbold mencontohkan, salah satu perubahan iklim yang sangat ekstrim di negaranya. Yaitu, musim dingin saat ini yang dinilai paling ekstrim selama satu dekade terakhir dan menyebabkan seperlima dari keseluruhan ternak di negara itu mati.

Pemerintah menuding pemanasan global menyebabkan penurunan curah hujan dan suhu rata-rata. Akibatnya, banyak sungai dan mata air mengering dan salju mencair. Pemerintah juga mengatakan frekuensi bencana alam dan kekeringan telah meningkat.

Situs Gurun Gobi tersebut dipilih sebagai tempat pertemuan karena dulunya merupakan sebuah lahan. Lima tahun yang lalu, daerah tersebut masih bisa digunakan untuk menanam tanaman. Saat ini, gurun tersebut tertutup dengan pasir yang bergerak dan memakan banyak tempat setiap tahun.

Hal serupa juga pernah dilakukan oleh Pemerintah Nepal pada bulan Desember 2009 lalu. Para pejabat negara mengadakan pertemuan kabinet di Gunung Everest untuk menyoroti bahaya pemanasan global yang menyebabkan mencairnya gletser di gunung tersebut. Sementara, para pejabat di Maladewa juga melakukan rapat kabinet di bawah air pada Oktober 2009 untuk menyoroti ancaman meningkatnya air permukaan laut.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement