REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN--Empat orang tewas dan sedikitnya satu orang cedera serius ketika seorang perempuan bersenjata melepaskan tembakan di sebuah rumah sakit di Loerrach, Jerman Selatan. Perempuan itu kemudian tewas setelah terlibat baku tembak dengan polisi di RS Elisabethen-Krankenhaus St, Ahad (19/9).
"Situasi sudah terkendali," kata juru bicara polisi setempat. Laporan televisi menunjukkan pemerintah telah menutup beberapa ruas jalan di kota dekat perbatasan Swiss saat penembakan terjadi sekitar pukul 6 sore.
Menurut keterangan aparat setempat tembakan pertama kali terdengar setelah terjadi sebuah ledakan di sebuah blok apartemen di pusat Loerrach. Tak lama setelah itu, seorang wanita bersenjata dengan pistol berlari keluar dari gedung yang terbakar.
Wanita itu memasuki rumah sakit dan menembakkan pistolnya dalam beberapa putaran. Kontan penghuni rumah sakit panik dan berusaha berlindung. Polisi mengatakan, terdapat dua orang tewas di dalam rumah sakit dan seorang anggota polisi terluka parah. Sementara pihak yang berwenang juga menemukan mayat seorang pria dan seorang anak ditemukan di salah satu blok apartemen itu.
Jaksa setempat, Dieter Inhofer dalam sebuah wawancara televisi mempercayai kematian di apartemen dan rumah sakit masih terhubung, meski motif pembunuhan masih belum jelas.
Isu mengenai aturan kepemilikan senjata yang leih ketat telah menjadi polemik di Jerman sejak sejak seorang remaja yang mengamuk di kota Winnenden dekat Stuttgart. Ia secara membabi buta melepaskan tembakan dan menewaskan 15 orang di sekolah sebelum menembak dirinya sendiri pada Maret 2009 silam.
Ayah anak itu kini berhadapan dengan pengadilan karena dianggap lalai mengamankan senjatanya dengan benar. Kedua insiden penembakan terakhir ini terjadi di negara bagian Baden-Wuerttemberg.
Di Jerman kasus penembakan di sekolah terburuk terjadi pada April 2002, ketika seorang pria bersenjata membunuh 17 orang, termasuk dirinya sendiri. Insiden yang terjadi di sebuah sekolah tinggi di sebelah timur kota Erfurt itu sempat menimbulkan polemik kepemilikan senjata, namun kemudian mereda.