REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA–-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghendaki agar jajarannya berhati-hati dalam proses integrasi ekonomi kawasan negara-negara ASEAN, khususnya masalah transportasi udara. Indonesia tidak perlu membuka seluruh bandara yang dimiliki untuk kepentingan itu.
Hal tersebut disampaikan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, usai rapat dengan Presiden SBY di Kantor Presiden, Senin (18/10) petang. Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN bakal digelar di Hanoi, Vietnam pada 25 Oktober 2010 membahas soal perkembangan proses integrasi ekonomi ASEAN.
"Indonesia sendiri memang sangat berhati-hati terutama dalam hal yang berkaitan dengan masalah transportasi udara atau liberalisasi terkait dengan open sky policy,” kata Hatta. Alasannya, Indonesia memiliki wilayah luas dan punya bandara yang cukup banyak.
Hatta mencontohkan, Indonesia punya puluhan bandara, sedangkan Singapura hanya memiliki satu bandara. ”Kami hanya mengusulkan ada enam bandara yang terintegrasi di kawasan,” katanya. Pemerintah juga berhati-hati soal integrasi di bidang kesehatan dan infrastruktur laut.
Kunjungan Presiden SBY ke Vietnam juga akan mengupayakan dua kerjasama bilateral, yaitu kerjasama bidang pertahanan dan bidang perikanan. “Nanti di sana akan ada kerjasama bilateral, ada MoU yang akan ditandatangani di bidang defense dan bidang perikanan," jelasnya.