Rabu 24 Nov 2010 08:36 WIB

Weits...Playboy Perjuangkan Kebebasan Pers?

Anti Playboy
Anti Playboy

REPUBLIKA.CO.ID,Hugh Hefner pendiri majalah Playboy International meraih dua penghargaan salah satunya untuk kebebasan mengeluarkan pendapat. Laki-laki berusia 84 tahun ini menyatakan mempersembahkan hadiah tersebut kepada Erwin Arnada yang dianggapnya memperjuangkan kebebasan pers. Pantaskah mantan pemred Playboy Indonesia dihargai karena kebebasan pers?

Lufiana dari divisi perempuan Aliansi Jurnalis Indepen AJI, mengakui majalah Playboy memang mendobrak tabu. Tapi kalau melihat isinya, majalah ini jelas hanya mempertontonkan tubuh-tubuh perempuan saja.

Tidak representatif

Playboy Indonesia awalnya cukup berbeda. Tapi akhirnya majalah ini hanya untuk dikonsumsi kalangan menengah ke atas dan tidak representatif membahas persoalan-persoalan perempuan di Indonesia.

Memang, katanya, Playboy berhasil mendobrak tatanan, tradisi yang ada. Tapi kalau untuk aplikasinya, Lufiana menganggapnya sebagai majalah gaya hidup biasa saja. Masih banyak majalah lain yang lebih berhak. Lufiana misalnya menyebut Jurnal Perempuan dan Femina. "Majalah Femina itu mulai berubah. Sekarang sudah mulai mengakomodir persoalan-persoalan perempuan."

Sebagai contoh, Lufiana juga menyebut Ms. Magazine, majalah luar negeri yang banyak menyuarakan persoalan perempuan di dunia. "Kenapa Playboy? Itu juga agak membingungkan buat aku."

Ketika menerima penghargaan, Hugh Hefner menyatakan, mempersempahkan hadiah ini kepada Erwin Arnada, mantan pemred Playboy Indonesia. Pada intinya Lufiana tidak setuju Erwin dihargai karena kebebasan pers, namun ia juga tidak setuju dia dipenjara.

sumber : radio netherland
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement