REPUBLIKA.CO.ID,KHARTOUM, Sudan - Pasukan pemerintah Sudan telah menewaskan sedikitnya 40 pemberontak dalam serangan baru di wilayah Darfur bermasalah, Sabtu (25/12).
“Juga melukai banyak pemberontak dalam serangan itu,” kata seorang juru bicara militer, Kapten Khalid Sawarmy, Sabtu (25/12). Ia mengatakan pertempuran terjadi Jumat (24/12) malam, ketika pasukan tentara menyerang dua kelompok pemberontak, The Justice and Equality Movement (JEM), dan The Sudan Liberation Movement.
Dalam pertempuran tersebut, imbuh Sawarny, tiga tentara juga tewas dan 13 lainnya luka-luka. Dia juga mengatakan seorang pemberontak senior dari JEM, yang diidentifikasi sebagai Mohamed Osman Janjaweed, termasuk di antara korban tewas.
Darfur telah bergolak sejak tahun 2003, ketika pemberontak etnik Afrika mengangkat senjata melawan pemerintah yang didominasi Arab. Pemberontak menuduh pemerintah diskriminatif dan mengabaikan wilayah mereka. Menurut data PBB, sekitar 300.000 orang meninggal, dan 2,7 juta orang meninggalkan rumah mereka karena konflik.
Khartoum menyatakan bahwa aliansi dari dua kelompok pemberontak berbasis di Sudan selatan. Sudan Selatan merupakan tempat pejuang yang bergabung dengan Darfur selatan melakukan serangan terbaru terhadap pasukan pemerintah.
Konflik Darfur terpisah dari Sudan selatan yang bermasalah, di mana perang saudara berkecamuk selama 20 tahun. Tahun 2005 perjanjian damai menyerukan referendum mengenai masa depan Sudan selatan. Voting ini akan diadakan pada bulan Januari dan cenderung melihat Sudan sebagai negara terbesar Afrika yang terpecah jadi dua.