Selasa 01 Feb 2011 18:01 WIB

Gamal Mubarak Kubur Mimpi Jadi Suksesor Ayahnya

Gamal Mubarak di Katedral Saint Mark
Foto: Al Arabiya
Gamal Mubarak di Katedral Saint Mark

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Desas-desus Gamal Mubarak digadang ayahnya, Presiden Hosni Mubarak sebagai penerusnya, sudah lama terdengar. Namun, publik Mesir kembali membincangkannya ketika pada bulan Desember, situs Wikileaks mengungkap bocoran dari Kedutaan Amerika Serikat di kairo.

Dalam kawat itu disebutkan, Gamal disiapkan sang ayah menjadi penggantinya. Itu sebabnya, Mubarak tak pernah menunjuk seseorang untuk posisi wakil presiden. Selama tiga dekade berkuasa, ia memimpin tanpa wakil.

Gamal menjadi entitas yang dikenal publik setelah ia ditunjuk menjadi salah seorang pimpinan Partai Nasional demokrat, partai yang berkuasa di Mesir. "Tiba-tiba dia menjadi tolok utama tanpa kredensial," tulis Telegraph.co.uk.

Selama setengah dekade terakhir, publik menjadi semakin "kelelahan" dengan liputan koran yang selalu menempatkan anak bungsu Mubarak di halaman depan. Jarang, atau bahkan hampir tak ada media yang berani mengkritiknya.

"Ini menjadi sangat jelas dalam lima tahun terakhir bahwa ia sedang dipersiapkan untuk menjadi seorang tokoh besar politik, bukan hanya sekadar anak presiden," tulisnya.

Gamal juga menjalankan fungsi-fungsi seremonial. Misalnya saja, lawatan ke AS untuk bertemu dengan para pemimpin negara. "Masyarakat Mesir dibuat bertanya, siapa orang ini? Ini semua terjadi di belakang punggung kita."

Dari sinilah, benih-benih ketidaksukaan mulai muncul. Mesir  gigih menentang pemerintahan turun-temurun,  sejak kudeta 1952 yang menggulingkan Raja Farouk.

Pria berusia 47 tahun ini tampil dengan gaya Barat yang "manis". Pakaiannya bermerek, dan selalu licin. Seperti ibunya, Gamal belajar di Universitas Amerika di Kairo. Sedangkan dia mengejar gelar master dalam pendidikan (ironisnya menulis tesis tentang penelitian tindakan sosial di Mesir perkotaan), dan kemudian menjadi seorang eksekutif Bank of America yang berbasis di London sebelum meninggalkannya untuk Medinvest Associates Ltd. Dia dipanggil pulang ke negaranya setelah itu untuk 'dipoles" menjadi putra mahkota. Namun kini, ia tampaknya harus mengubur mimpinya.

sumber : Telegraph
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement