Sabtu 12 Feb 2011 10:24 WIB

Mubarak Mundur, Harga Minyak Bervariasi

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Harga minyak mentah turun tajam di New York tapi sedikit lebih tinggi di London setelah Presiden Mesir Hosni Mubarak dipaksa keluar dari istananya setelah unjuk rasa besar-besaran lebih dari dua minggu yang mendesak kejatuhannya. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Maret, menetap di 85,58 dolar AS per barel, merosot 1,15 dolar dari penutupan pasar pada Kamis.

Tetapi di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret naik 56 sen menjadi berakhir pada 101,43 dolar per barel. "Itu adalah hari volatile lain untuk harga minyak karena pasar menyerap kerusuhan yang baru di Mesir dan kemudian pengunduran diri Mubarak semua pada waktu berakhirnya kontrak berjangka Brent untuk Maret," kata analis BMO Capital Markets dalam catatan kliennya.

Patokan kontrak New York, West Texas Intermediate (minyak mentah light sweet), telah merosot tajam karena berita pengurnduran diri Mubarak. Pada akhir sesi WTI sedang menguji dukungan kunci (key support) di 85 dolar, kata mereka. "Jika risiko meningkat, pasar membeli Brent dan menjual WTI. Risiko turun, pasar menjual minyak mentah Brent dan membeli WTI," kata Phil Flynn dari PFG Best.

"Jika Mesir tampak seperti akan meletus, menyskdikan minyak mentah Brent lebih maju. WTI akan mengikuti tetapi karena kesenjangan (spread) risiko terus berlanjut, itu akan menjadi

saudara yang lebih lemah dalam skenario itu."

David Kotok di Cumberland Advisors mengatakan perkembangan di Timur Tengah meningkatkan risiko searah terhadap pasar, meskipun pasar saham AS tampak telah mengabaikan risiko ini jika Anda hanya membaca indeks utama adalah ukurannya. "Penggerek ke dalam pasar-pasar dan Anda melihat sektor-sektor energi, material dan industri unggul sejak krisis Mesir meledak. Sektor-sektor lainnya tertinggal."

sumber : antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement